'Serbu' Pengendara dengan Kacang, Air dan Cemilan Saat Lampu Merah, Dinsos Mataram Bakal Tertibkan Pedagang Asongan
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Bagikan:

MATARAM - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera menertibkan aktivitas pedagang asongan yang terindikasi menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial di sejumlah perempatan jalan sehingga mengganggu aktivitas lalu lintas.

"Keberadaan pedagang asongan di sejumlah perempatan jalan bisa terindikasi menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman, di Mataram, Antara, Selasa, 7 Maret. 

Pasalnya, ketika lampu lalu lintas menyala merah, sejumlah pedagang berhamburan menghampiri pengendara baik roda dua maupun roda empat yang berhenti.

"Sementara laporan satgas sosial, aktivitas anak jalanan, gelandangan, dan pengemis di sejumlah simpang empat hampir tidak ada. Tapi justru yang kerap muncul pedagang asongan," katanya.

Pedagang asongan ini menjajakan berbagai dagangan seperti kerupuk, pisang rebus, kacang, tisu, air, makanan ringan, dan aksesori lainnya, sehingga dinilai mengganggu aktivitas lalu lintas dan membahayakan bagi pedagang.

Terkait dengan itu, katanya, untuk melakukan penertiban terhadap aktivitas pedagang tersebut perlu dilakukan operasi gabungan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Seperti, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Dinas Perdagangan.

"Untuk penertiban sendiri, sudah kami lakukan dengan pendekatan, namun mereka kembali lagi. Padahal kita sudah sarankan agar mereka berjualan ke pasar atau tempat strategis lain, tidak di jalan," katanya.

Menurut Sudirman, rata-rata pedagang asongan yang ditertibkan itu merupakan warga dari luar Kota Mataram, bahkan untuk pedagang kerupuk tersebut mereka datang dari Palembang, Provinsi Sumatra Selatan.

"Mereka memang datang khusus ke Mataram untuk berjualan kerupuk, dan tinggal sementara di kos-kosan. Jadi meskipun sudah ditertibkan, mereka kembali lagi ke jalan," katanya.

Oleh karena itu, katanya, untuk memberikan efek jera kepada pedagang perlu dilakukan penertiban bersama tim terpadu.

"Insyaallah, dalam waktu dekat kami akan koordinasi dengan OPD terkait," katanya.