Bule Rusia di Bali Bikin Petisi Komplain Ayam Berkokok, Dispar Bakal Mediasi
ILUSTRASI UNSPLASH/Ben Moreland

Bagikan:

DENPASAR - Suara ayam berkokok yang dianggap berisik bikin belasan turis didominasi WNA Rusia mengajukan petisi ke kantor Camat di Kuta Selatan, Badung Bali.

Komplain ini pun direspons  Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun. Pihaknya sudah mengerahkan tim mengecek ke lapangan untuk mengetahui duduk persoalan para turis yang menginap di homestay.

Ayam yang dianggap bikin berisik rupanya milik warga. Ayam ini hanya peliharaan bukan dijadikan komoditi peternakan.

"Tim dari kecamatan sudah bergerak langsung ke lapangan mengecek ayam kokok itu yang memang peliharaan dan bukan merupakan satu bisnis sehingga itu tinggal dikomunikasikan dan saya juga belum dapat laporan dari  (Kepala Dinas) Pariwisata Badung terkait hal tersebut," kata Pemayun, Jumat, 3 Maret.

Diberitakan sebelumnya, belasan turis mengirimkan petisi ke kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, komplain suara ayam berkokok setiap hari yang terdengar ke tempat penginapan di homestay Anumaya Bay View, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Kepala Seksi Satuan Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Kuta Selatan, I Kadek Agus Alit Juwita mengatakan, petisi ini berawal dari seorang bule Rusia keberatan ayam berkokok di tempat menginal di homestay Anumaya dan kokok ayam itu dinilai berisik. Petisi itu dilayangkan pada Kamis (2/3).

“Yang komplain kebanyakan bule Rusia. Kalau dibilang petisi tidak tau itu petisi apa tidak, yang jelas surat ditandatangani dan dibelakangnya isi tulisan. Komplain suara kokok ayam karena bunyi setiap hari pagi dan malam," kata Alit Juwita, Jumat, 3 Maret.

Suara ayam berkokok ini dikomplain perwakilan Bule Rusia yang datang ke kantor Camat Kuta Selatan bersama seorang warga lokal, orang kepercayaan di Homestay Anumaya.

Ayam di dekat homestay kawasan Kuta Selatan yang dikeluhkan bule Rusia dkk karena dianggap berisik saat berkokok/FOTO: Dafi-VOI

Bule ini memberikan surat atau petisi yang ditandatangani belasan bule yang tinggal di homestay tersebut dengan komplain suara kokok ayam.

"Dia ke kantor Camat Kuta Selatan. Yang jelas menurut (perwakilan bule itu) semuanya yang tanda tangan itu komplain. Ada sekitar belasan yang tanda tangan bule semua," papar Alit.

Pihaknya akan melakukan mediasi kepada para penghuni homestay tersebut dengan tetangga di depan homestay yang memiliki ayam, pada Selasa (7/3) mendatang agar diselesaikan secara kekeluargaan.

Namun, menurutnya ayam tersebut bukan milik homestay tapi orang yang pernah tinggal di sana.

"Kami coba memediasi mereka si pemilik ayam dengan pemilik homestay itu biar dia menyampaikan dengan bule-bule yang tinggal di sana. Yang dulu punya rumah di sana si pemilik ayam," ujarnya.

"Rencananya Selasa kita mediasi. Itu kan tetanggaan karena bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Kalau nanti (mediasi) jalannya buntu iya harus homestay yang membuat peredam suara di sana. Itu tamu-tamunya yang komplain," ujar Alit.