Masih Sedot Anggaran Subsidi dari Pemprov DKI, LRT Jakarta Genjot Pendapatan di Luar Tiket
Ilustrasi-(Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - PT LRT Jakarta mengejar peningkatan pendapatan di luar tiket atau nonfarebox sebagai strategi bisnis pada tahun ini. Mengingat, selama ini LRT Jakarta meraup subisidi tiket atau public service obligation (PSO) yang cukup besar dari Pemprov DKI.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta Sheila Indira Maharshi mengungkapkan, skema non farebox merupakan salah satu dari sumber pendapatan lain seperti subsidi dan penjualan tiket.

"Ini memang jadi konsentrasi kita juga bagaimana caranya kita bisa memaksimalkan dari sisi non farebox. Di LRT kita punya salah satu divisi yang memang terfokus untuk pendapatan non farebox ini yaitu melalui program-program business development," kata Sheila dalam diskusi di Jakarta, Selasa, 28 Februari.

Terdapat sejumlah program pendapatan non farebox yang sudah dijalankan pada tahun-tahun sebelumnya dan akan dioptimalkan pada tahun 2023. Salah satunya adalah menyewakan area komersial di lingkup LRT Jakarta kepada para retail.

"Ada area-area di stasiun maupun di kantor pusat kami yang memungkinkan disewa oleh retail. Jadi, mereka (retail) menyewa lokasi yang kemudian itu menjadi salah satu pendapatan non farebox kami," ucap Sheila.

Selain itu, LRT Jakarta juga melanjutkan jasa perawatan terhadap sarana fasilitas kereta api Bandara Soetta Skytrain milik PT Angkasa Pura II (Persero).

Kemudian, LRT Jakarta merencanakan optimalisasi aset publikasi yang ada di kereta, di stasiun, maupun di area dalam batas wilayah anak perusahaan PT Jakarta Propertindo tersebut.

"Sekarang beberapa jenama lokal mulai melirik. Misalnya shooting atau promo produk me-launching di LRT. Kita sudah beberapa kali aktivasi, ternyata potensinya bagus. Ke depan, ini akan jadi salah satu proyeksi untuk mendorong non farebox ini," jelas dia.

Sebagai informasi, PT LRT Jakarta membukukan pendapatan usahanya per tahun 2022 sebesar Rp211 miliar. Angka ini naik 57 persen dari tahun 2021. Sementara, jika dikurangi beban usaha, laba LRT Jakarta pada tahun 2022 sebesar Rp8 miliar dan meningkat dari tahun 2021 yang sebesar Rp3 miliar.