Biar Dirawat Intensif dan Dekat dengan Keluarga jadi Alasan Pilot-Kopilot Helikopter Dirujuk ke RS Polri
Salah satu korban kecelakaan helikopter Polairud Polda Jambi tiba di RS Bhayangkara Polda Jambi, Selasa (21/2/2023). (ANTARA/Nanang Mairiadi)

Bagikan:

JAKARTA - Pilot dan kopilot helikopter rombongan Kapolda Jambi yang turut menjadi korban insiden mendarat darurat diputuskan untuk dirujuk ke Jakarta. Alasannya, agar mendapat perawatan medis secara intensif.

"Iya, untuk pilot dan kopilot dirujuk ke RS Polri Pusat (Kramat Jati, red)," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Selasa, 28 Februari.

Namun, tak dirinci mengenai luka yang dialami pilot AKP Ali Nurdin S Harahap dan kopilot AKP Amos Freddy P Sitompul sehingga mesti dirujuk ke Jakarta.

Dedi hanya menyampaikan salah satu alasan merujuk kedua korban insiden helikopter mendarat darurat itu agar lebih dekat dengan keluarga. Sebab, keduanya bertempat tinggal di Jakarta.

"Penanganan medis lanjutan dan kebetulan rumah (kedua korban) di Jakarta semua," kata Dedi.

Sebagai informasi, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono beserta tujuh anggotanua mengalami insiden mengerikan. Helikopter yang mereka tumpangi hilang kontak dan mendarat darurat di bukit Tamiai, Kerinci, pada Minggu, 19 Februari.

Selain Kapolda, mereka yang menjadi korban yakni, ADC Briptu Muhardi Aditya dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Andri Ananta Yudhistira.

Kemudian Direktur Polair Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan, dan kopilot AKP Amos Freddy P Sitompul.

Lalu, Koorspripim Kompol Ayani, pilot AKP Ali Nurdin S Harahap, dan mekanik Aipda Susilo.

Untuk Kapolda Jambi, ia mengalami dislokasi pada tangan kanannya. Sehingga memerlukan tindakan medis berupa operasi.