JAKARTA - Presiden Yoon Suk Yeol meminta Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan untuk menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi situasi tegang dengan Korea Utara yang dianggap rutin melakukan provokasi.
Pernyataan itu disampaikan Yoon di markas besar NIS didampingi Direktur NIS Kim Kyou-hyun dan pejabat senior agensi lainnya.
"Saya ingin Anda menunjukkan kemampuan untuk menetralisir kesalahan perhitungan dan provokasi rezim Korea Utara, dan dengan berani bersaing dalam perang informasi global," ucap Yoon dilansir dari Yonhap News, Jumat 24 Februari.
Di sana, Yoon dijelaskan secara detail tentang keseluruhan pekerjaan NIS. Termasuk intelijen luar negeri dan Korea Utara, kontra-spionase, kontraterorisme, dan operasi keamanan siber.
Di sinilah Yoon meminta NIS bisa menjalankan perannya dengan sempurna sebagai badan intelijen utama negara yang bertanggung jawab mempertahankan keamanan nasional.
“Alasan keberadaan organisasi yang disebut Badan Intelijen Nasional – dengan kata lain, tugas mendasarnya – adalah untuk mempertahankan kebebasan kita,” katanya.
BACA JUGA:
"Sama seperti tanggul besar yang runtuh dari terowongan semut kecil, kita tidak boleh membiarkan celah sekecil apa pun dalam mempertahankan keamanan nasional," katanya.
Yoon mendesak NIS untuk bekerja sama dengan sektor swasta dan publik serta militer untuk memperkuat kemampuan dunia maya mereka, dan secara aktif menerapkan teknologi canggih untuk menganalisis intelijen Korea Utara, luar negeri, dan kontra spionase.
Yoon juga mengutip Gina Haspel, wanita pertama yang ditunjuk sebagai direktur Badan Intelijen Pusat AS pada 2018, yang mengatakan bahwa hidupnya sebagai agen intelijen bukan sekadar "karier" tetapi "panggilan".