Bagikan:

BANDA ACEH - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah provinsi Aceh sudah memasuki musim kemarau sehingga berpotensi muncul titik panas yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kebakaran permukiman.

“Iya, kita sudah memasuki musim kemarau, jadi masyarakat perlu waspadai kebakaran hutan maupun kebakaran pemukiman,” kata Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh dilansir ANTARA, Jumat, 24 Februari.

Meskipun sudah memasuki awal musim kemarau, namun kondisi cuaca di provinsi paling barat Indonesia itu masih tetap berpotensi diguyur hujan, dengan intensitas ringan dan tidak menyeluruh.

Akan tetapi, kata Zakaria, yang paling penting diwaspadai saat ini adalah kemunculan titik panas yang dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan, terutama mulai dari Kabupaten Aceh Besar hingga ke wilayah barat selatan Aceh seperti Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya.

Begitu juga untuk wilayah Aceh bagian utara timur, khususnya di bagian pesisir. Sedangkan wilayah utara timur bagian pegunungan masih dalam kondisi aman dari potensi titik panas seperti Bireuen, dan Aceh Timur bagian utara.

“Sedangkan Aceh Tamiang bagian utara ini juga harus waspada terhadap timbulnya titik panas,” ujarnya.

Selain itu, kata Zakaria, musim kemarau itu juga bisa menyebabkan pepohonan, dedaunan serta kayu-kayu mulai kering dan rontok, sehingga ketika ada percikan api saat masyarakat membakar sampah, maka bisa terjadi kebakaran pemukiman.

Sebab itu, BMKG meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi hal yang menjadi pemicu kebakaran pemukiman, seperti membakar sampah tanpa mengawasi, serta meminimalisir karhutla dengan tidak membuka lahan dengan cara membakar.

“Dalam dua tiga hari ke depan, kondisi cuaca kita cerah berawan. Namun, ada potensi hujan ringan yang tidak merata di sebagian kabupaten/kota,” ujarnya.