JAKARTA - Pemerintah Bogota, Ibu kota Kolombia memberlakukan karantina ketat, seiring dengan meningkatnya jumlah kasus baru COVID-19, serta kecurigaan adanya varian baru mutasi COVID-19.
Melansir Reuters Jumat 8 Januari, hal ini disampaikan oleh Walikota Bogota Claudia Lopez pada Kamis 7 Januari, dalam keterangan terkait dengan perkembangan COVID-19 di Bogota.
"Pemerintah kota memberlakukan karantina ketat di tiga lokasi di Bogota minggu ini, untuk mengedalikan peningkatan infeksi, yang dapat disebabkan oleh varian baru virus yang pertama kali diidentifikasi di Inggris," jelasnya.
Tiga lokasi yang dimaksud adalah Kennedy, Fontibon dan Teusaquillo. Sementara ada tiga wilayah yang sebelumnya sudah memberlakukan karantina ketat, yakni Usaquen, Suba dan Engativa.
Masyarakat Bogota diwajibkan tinggal di dalam rumah selama masa karantina ketat. Toko dan bisnis yang tidak terlalu penting harus tutup. Hanya satu orang per satu rumah yang diperbolehkan keluar membeli makanan dan obat-obatan.
"Jam malam juga diberlakukan, mulai pukul 8 malam hingga pukul 4 pagi. Ini akan berlangsung hingga 17 Januari. Kami menghadapi jenis baru COVID-19 yang sangat mungkin sudah beredar di Bogota," paparnya.
Kendati demikian, pihak Kementerian Kesehatan Kolombia menyatakan belum menemukan bukti varian baru virus korona yang ditemukan di Inggris telah mencapai Kolombia.
BACA JUGA:
"Saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa percepatan penularan COVID-19 di Kolombia dapat dikaitkan dengan jenis baru Inggris," kata Direktur Epidemiologi dan Demografi Kementerian Kesehatan Julian Fernandez Nino dalam sebuah pernyataan.
Untuk diketahui, Kolombia telah melaporkan lebih dari 1,73 juta infeksi dan 45.067 kematian akibat COVID-19. Sementara, Bogota mencatat kasus COVID-19 sekitar seperempat kasus nasional dengan persentase keterpakaian tempat tidur rumah sakit mencapai 83,9 persen.