Bagikan:

MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah membahas antisipasi dari peningkatan jumlah masyarakat terpapar COVID-19. Kapasitas rumah sakit harus memadai bila terjadi lonjakan pasien COVID-19.

“Kami membahas antisipasi peningkatan pasien COVID-19, kapasitas tampung RS, ruang isolasi, Duta COVID-19 serta langkah-langkah pencegahan penyebaran COVID-19 di tahun 2021 ini,” kata Nurdin Abdullah, Minggu, 3 Januari.

Dalam rapat bersama Dinas Kesehatan Sulsel dan direktur sejumlah rumah sakit, Prof NA—sapaan Nurdin—menyebut jumlah kasus COVID-19 beberapa hari terakhir memang meningkat. Tapi ini menurutnya berkaitan dengan pemeriksaan spesimen yang jumlahnya naik dua kali lipat. 

“Mengantisipasi lonjakan pasien, kita akan menambah kapasitas tempat tidur isolasi rumah sakit, penambahan hotel karantina termasuk di kabupaten/kota,” ujarnya.

Saat ini okupansi rumah sakit berdasarkan data Dinkes Sulsel sekitar 67-68 persen. Nantinya pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan sudah tanpa gejala namun masih berstatus positif akan dipindahkan ke hotel Duta Wisata.

“Sehingga mengurangi beban rumah sakit dan hanya merawat yang bergejala berat dan kritis,” sambung Nurdin. 

Sedangkan, vaksinasi COVID-19 akan dilakukan pada 14 Januari 2021 di Sulsel. Vaksinasi ini serentak di Indonesia yang dimulai untuk para tenaga kesehatan.

“Semoga segala upaya kita ini dapat menekan angka kasus COVID-19, tentunya dengan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,” kata dia.

Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam pertemuan terkait antisipasi lonjakan COVID-19 (DOK. Pemprov Sulsel)

Sementara itu, Kadinkes Sulsel Muhammad Ichsan Mustari mengkonfirmasi pelaksanaan vaksinasi COVID-19 akan dilakukan pada 14 Januari di Sulsel.

"Ini akan serentak di Indonesia untuk tenaga kesehatan terlebih dahulu,” kata Ichsan.

Selain itu, Dinkes akan memastikan  penguatan manajemen, termasuk sistem rujukan pasien. Saat ini, rujukan pasien ke Makassar dalam dua hari terakhir mulai berkurang. Sebabrumah sakit kabupaten/kota diaktifkan untuk penanganan COVID-19. 

"Penguatan dilakukan dengan penambahan kapasitas rumah sakit. Ditambahkan tempat tidur dari bantuan Jepang," katanya.

Selain itu, juga memanfaatkan 1.000 tokoh lintas agama yang didorong untuk mengedukasi masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

Sementara Ketua Tim Konsultan COVID-19 Sulsel Prof Ridwan Amiruddin memaparkan secara global untuk di kawasan Eropa sudah masuk serangan gelombang kedua dengan varian baru. Di kawasan Asia varian lama telah menurun, tetapi di Indonesia masih mengalami peningkatan.

"Kawasan Asia masuk gelombang pertama menurun, tetapi Indonesia masih mengalami peningkatan," ujarnya.

Sedangkan positivity rate COVID-19 Indonesia berada di angka 20 persen. Sementara Sulsel di angka 15-17 persen. Prof Ridwan Amiruddin menyebutkan program Duta COVID-19 memberikan kontribusi dalam mengurangi jumlah orang dirawat di rumah sakit. 

Hal ini dinilai menekan jumlah kematian pasien COVID-19. Ada pun angka tertinggi kematian pasien COVID-19 di Sulsel 2,5 persen.

"Pada saat provinsi lain kematiannya 7 persen, Sulsel 1,9 persen. Jadi luar biasa kontribusi Duta COVID-19 terhadap menekan pasien masuk ke rumah sakit. Jadi yang masuk rumah sakit memang adalah bergejala berat dan kritis," kata dia.

Dia  juga menyampaikan angka testing COVID-19 Sulsel di atas rekomendasi WHO. Namun, ia menekankan perlunya penelusuran atas erat yang dilakukan lebih luas dan besar lagi.

"Kita bisa lihat, bagaimana Singapura mengontrol kasus barunya melalui tracing contact dan semuanya ditelusuri sehingga tidak terjadi kasus baru dan varian baru tersebut. Ini di Sulsel, kita membuat terobosan baru di penguatan tracing kita," katanya.