Bagikan:

JAKARTA - Seorang wanita, pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan tewas setelah menerobos masuk Gedung Capitol, Washington DC. Ibu Kota sekarang dalam kekacauan setelah Trump mendesak para pendukungnya melawan penghitungan seremonial suara elektoral yang akan dilakukan.

Mengutip CNN, Kamis 7 Januari 2021, wanita itu tewas dengan tembakan di dada saat berada di halaman Gedung Capitol, kepolisian Washington DC mengonfirmasi. Info lebih lanjut tentang penembakan itu tak segera tersedia. Seorang juru bicara kepolisian mengatakan rincian tambahan akan diberikan nanti.

Beberapa petugas terluka dengan setidaknya satu diangkut ke rumah sakit. Ratusan pengunjuk rasa pro-Trump menerobos penghalang yang dipasang di sepanjang perimeter Capitol, di mana mereka bentrok dengan petugas anti huru-hara.

Beberapa menyebut petugas itu "pengkhianat" karena melakukan pekerjaan mereka. Sekitar 90 menit kemudian, polisi mengatakan para demonstran masuk ke dalam gedung dan pintu ke Gedung dan Senat yang dikunci. Tak lama kemudian, polisi melakukan evakuasi.

Wakil Presiden AS Mike Pence juga dievakuasi dari sebuah ruangan tempat ia menjalankan perannya dalam penghitungan suara elektoral. Sore hari sekitar pukul 15.00 waktu setempat, petugas polisi menodongkan senjata ke seseorang yang mencoba menerobosnya. Seorang pendukung Trump juga terlihat berdiri di panggung Senat.

Granat asap digunakan di sisi Senat Capitol, saat polisi bekerja untuk membersihkan gedung dari perusuh. Jendela di sisi barat Senat telah rusak, dan ratusan petugas berkumpul di lantai pertama gedung.

Area Senat segera diamankan dari para perusuh dan seorang perwira mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengusir perusuh dari sayap Senat gedung dan menuju Rotunda. Pasukan memindahkan perusuh dari pintu Timur dan Barat Capitol. Tidak jelas apakah ada individu yang telah ditahan.

Polisi Capitol AS bekerja untuk mengamankan lantai dua Capitol terlebih dahulu, sebelum pukul 17.00 waktu setempat. Mereka mendorong demonstran keluar dari tangga di sisi timur gedung dengan waktu sekitar 30 menit sebelum pukul 18.00 waktu setempat. Saat malam, polisi Washington DC berkumpul dalam antrean panjang untuk mendorong massa kembali dari halaman Capitol.

Penyerbuan Gedung Capitol AS ini adalah pertama kalinya sejak Inggris menyerang dan membakar gedung pada Agustus 1814, selama Perang 1812, menurut Samuel Holliday, direktur beasiswa dan operasi dengan US Capitol Historical Society.

Adegan yang mengejutkan itu disambut dengan sedikit pasukan polisi daripada protes Black Lives Matter yang bergulir di seluruh negeri setelah meninggalnya George Floyd di tangan petugas polisi Minneapolis tahun lalu. Ketika polisi federal menyerang pengunjuk rasa damai di Lafayette Square di luar Gedung Putih selama musim panas, bahkan membuka jalan bagi Trump untuk mengambil foto di gereja terdekat pada saat itu. Pengunjuk rasa Capitol justru dapat menyerbu polisi dan menyusup ke gedung legislatif negara itu.