Bagikan:

JAKARTA - Miliarder Hong Kong, Joseph Lau, telah menjual puluhan tas yang sebagian besar merupakan tas Hermes seharga 25,2 juta dolar Hong Kong atau sekitar Rp48.709.646.294 dalam sebuah lelang yang diadakan oleh Sotheby's.

Dinamakan sebagai bagian pertama dari "koleksi visioner Joseph Lau", acara ini merupakan penjualan tas tangan oleh pemilik tunggal terbesar di pasar lelang Asia.

Sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk amal, kata rumah lelang tersebut, tanpa menyebutkan berapa persentasenya.

Penjualan tersebut meliputi 76 tas Hermes dan satu tas dari Chanel, seperti melansir The National News dari Bloomberg 9 Februari

Di antara barang-barang yang terjual adalah enam diamond Birkins dan bronze metallic Kelly yang sangat langka.

Yang termahal adalah Bleu Jean Shiny Porosus Crocodile Birkin 25 with 18-karat white gold and diamond tahun 2006, yang terjual dengan harga 1,52 juta dolar Hong Kong, menurut hasil lelang yang dimuat di situs web Sotheby's.

Taipan berusia 71 tahun tersebut diketahui telah membeli lebih dari 1.500 tas Hermes sebagai hadiah, sementara keluarganya masih memiliki lebih dari 1.000 tas Hermes, kata seorang perwakilan taipan ini melalui WhatsApp, mengutip beberapa sumber.

Lau, mantan ketua pengembang Hong Kong, Chinese Estates Holdings, adalah seorang kolektor dan penjual yang terkenal di dunia lelang.

Selain koleksi tas mewah, ia membelikan putrinya berlian biru 12 karat seharga 48,6 juta franc Swiss (52,9 juta dolar AS) pada tahun 2015, sebuah rekor pada saat itu.

Lau juga memiliki lukisan-lukisan terkenal termasuk 'Mao' karya Andy Warhol dan 'Everything Must Go' karya Jean-Michel Basquiat, yang akan dipamerkan di galeri seni miliknya di London.

Diketahui, dia telah melepas berbagai koleksi sejak awal tahun 2020 dengan nilai mencapai sekitar 177 juta dolar AS, termasuk lukisan David Hockney, barang antik Tiongkok dan anggur, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Lau memiliki kekayaan bersih sekitar 6 miliar dolar AS, turun 2 miliar dolar AS sejak paruh kedua 2021, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Kekayaannya sebagian besar berasal dari kepemilikannya dan keluarganya atas properti komersial serta saham di Chinese Estates.

Penurunan kekayaan bersihnya didorong oleh krisis properti yang berkepanjangan di daratan Tiongkok dan penilaian properti yang lebih rendah di Hong Kong.

Lau sendiri dihukum karena penyuapan dan pencucian uang di Makau pada tahun 2014, tetapi tidak pernah menjalani hukuman penjara karena tidak ada perjanjian ekstradisi antara wilayah tersebut dan Hong Kong.