Riau Masuk Musim Kemarau, Gubernur Imbau Warga Tak Buka Lahan Perkebunan Baru Cegah Karhutla
Ilustrasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. (Antara)

Bagikan:

RIAU - Gubernur Riau Syamsuar mengatakan sejumlah daerah yang dipimpinnya sudah memasuki musim kemarau. Dia meminta warganya terlibat dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan dengan menghidarkan pemicunya.

"Saya beberapa hari ini ada di daerah, panas yang terjadi beda dari sebelumnya. Tahun 2022 Riau berada pada musim kemarau basah, masih ada hujan, kalau 2023 musim kemarau kering tak ada hujan," ujar Syamsuar dalam keterangannya di Pekanbaru, Riau, Jumat 17 Februari, disitat Antara.

Dia menjelaskan, sejumlah titik karhutla terpantau sudah terjadi di Riau beberapa waktu yang lalu.

Meski itu semua dalam batas kendali, Syamsuar berharap perangkat daerah melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar jangan ada yang membakar terutama untuk membuka lahan perkebunan baru.

"Jika ada petani yang memerlukan alat untuk mengolah hasil pertanian, namun tidak mampu untuk membeli maka Pemprov Riau melalui Kepala UPT Pertanian sudah menyiapkan alat untuk para petani," tuturnya.

Sebab, lanjut dia, pada setiap UPT itu ada alat yaitu eskavator dan alat pembersih lahan lain untuk petani yang tidak mampu. Tujuan pemberian bantuan alat tersebut yang disediakan pada setiap UPT adalah supaya tidak ada nanti yang membakar. Karena, jika terjadi kebakaran tentu dapat menyebabkan kabut asap.

Karenanya kami mengajak masyarakat untuk bisa bekerja sama dengan baik menjaga lingkungan. Suasana yang sehat harus kita jaga agar tidak terjadi lagi bencana asap akibat karhutla.

Pemrov Riau telah melakukan berbagai upaya antisipasi seperti memetakan 134 kecamatan yang rawan kebakaran untuk mengantisipasi terjadi karhutla. Selain itu menerbitkan SK Gubernur ini tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.

Tercatat sebanyak 134 kecamatan di Provinsi Riau yang beresiko tinggi mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan yakni berada di Kabupaten Kampar sebanyak 13 kecamatan, Kabupaten Inhil sebanyak 19 kecamatan, Kabupaten Rohil 18 kecamatan, Kabupaten Kuansing 14 kecamatan, Kabupaten Inhu 12 kecamatan, Kabupaten Siak 12 kecamatan, dan Kabupaten Pelalawan 12 kecamatan.

Berikut di Kota Pekanbaru sebanyak empat kecamatan yang rawan Karhutla, Kota Dumai 4 Kecamatan, Rokan Hulu 6 Kecamatan, Kepulauan Meranti 9 Kecamatan, dan Bengkalis 11 Kecamatan.

Berdasarkan data dari BPBD Riau sejak 1 Januari-11 Februari 2023 terdapat 15 koordinat titik panas atau hotspot yang tersebar di kabupaten/kota yakni di Inhil 5 titik, Siak 4 titik, Kampar 2 titik, Dumai 1 titik, Rohul 1 titik, Inhu 1 titik, Pelalawan 1 titik api.

"Untuk upaya antisipasi juga dibangun 525 unit sumur bor, sekat kanal sebanyak 9.672 unit, embung 1.546 unit, pompa pemadam api 817 unit, selang pemadam api 1.499 Roll. Namun demikian keberadaan peralatan tersebut juga perlu kita cek kembali dan berkoordinasi dengan daerah jika ada kebutuhan yang kurang," katanya.

Disamping itu, Pemprov Riau mengajukan permohonan bantuan 10 unit helikopter water bombing dan patroli ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau 2023.