Bagikan:

BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat menyebut seratusan warga di Desa Cilangari, Kecamatan, Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang mengalami keracunan itu diduga diakibatkan menyantap nasi yang tercemar bakteri.

Kepala Dinkes Kabupaten Bandung Barat Hernawan Wijayanto mengatakan bakteri yang mencemari nasi itu bernama Staphylococcus aureus. Hal itu, kata dia, diketahui setelah sampel nasi boks yang dikonsumsi warga itu dites di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat.

"Di dalam nasi putih ternyata positif ada bakteri Staphylococcus aureus. Sedangkan sampel lainnya aman dari bakteri dan cemaran bahan kimia lainnya," kata Hernawan di Bandung Barat, Antara, Jumat, 17 Februari. 

Dia menjelaskan, bakteri jenis itu banyak ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam tubuh manusia dan hewan. Namun ketika bakteri sudah berpindah ke makanan, menurutnya, bisa berkembang biak semakin pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi.

"Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri dan kram perut, hingga mual dan muntah," kata dia.

Menurutnya bakteri itu bisa mencemari makanan jika orang yang terkontaminasi Staphylococcus Aureus tidak mencuci tangan ketika mengolah makanan.

Adapun, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin mencatat ada sebanyak 106 warga yang mengalami keracunan diduga karena menyantap nasi boks saat adanya acara keagamaan di Desa Cilangari, Kabupaten Bandung Barat.

Kepala Desa Cilangari Sabana mengatakan acara keagamaan itu berlangsung pada Sabtu (11/2). Setelah itu, pada Minggu (12/2), sejumlah warga yang menunjukkan gejala-gejala keracunan itu dievakuasi ke masjid setempat, kemudian dirujuk ke Puskesmas Gununghalu, bahkan ada juga yang dirujuk hingga ke RSUD Cililin.

Dari seratusan warga yang mengalami keracunan itu, Sabana mengatakan ada dua warga yang meninggal yakni Rahmat (63) dan Aisyah (72).

"Kalau pasien lain yang usianya lebih muda itu kondisinya semakin membaik, kata dokter juga sudah bisa dipulangkan, mudah-mudahan semakin membaik," kata Sabana, Selasa, 14 Februari.