Bagikan:

YOGYAKARTA - Penganiayaan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta berawal dari geber motor. Tersinggung karena merasa ditantang, dua pihak saling berhadapan, berkelahi di Malioboro lalu lanjut ke Titik Nol Km.

Kapolresta Yogyakarta Kombes Saiful Anwar menjelaskan, kejadian penganiayaan di Titik Nol Km atau banyak orang menyebutnya klitih, berawal dari korban yang berboncengan berkeliling kota, pada Selasa, 7 Februari sekitar pukul 03.30 WIB.

"Ketika di bawah jembatan rel kereta api Jalan Abu Bakar Ali, pelapor sempat memainkan gas motor dan menaikkan ban depan standing. Tindakan itu membuat tidak senang salah satu pelaku hingga terjadinya perselisihan hingga perkelahian di Jalan Malioboro," kata Kapolresta dalam jumpa pers, Jumat, 10 Februari.

Merasa ditantang, pelaku berinisial GN menabrak korban dari belakang. Di situ terjadi perkelahian lalu dilerai. 

"Pelaku GN merasa kalah dikeroyok rombongan korban," sebut Kombes Saiful.

Tak terima, pelaku GN kembali ke rumah mengambil besi. Pelaku juga memberi tahu teman-temannya.

Karena solidaritas, teman-temannya mendatangi rombongan pelapor yang masih berada di Titik Nol dan akhirnya terjadilah perkelahian dan pengeroyokan tersebut," sambung Kombes Saiful.

Video penganiayaan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta pun viral. Polisi langsung menyelidiknya. Pelaku kemudian ditangkap pada Kamis 9 Februari siang di sejumlah lokasi.

"Sempat ketakutan dengan viralnya pemberitaan di media sosial menyebabkan mereka melarikan diri keluar kota secara bersama-sama," ujar Kombes Saiful.

Para pelaku penganiayaan dijerat dengan Pasal 170 KUHP subsider Pasal 351 KUHP jo Pasal 55 KUHP atau Pasal 56 KUHP.