SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya batal melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) awal tahun 2021. Salah satu alasannya, sebagian besar wali murid tidak setuju jika PTM dibuka kembali.
"Dalam SKB empat menteri, sekolah tatap muka bisa berjalan apabila wali murid memberi izin, ada persetujuan komite sekolah, persetujuan kepala sekolah, dan terakhir persetujuan kepala daerah. Nah, sampai saat ini yang beri izin, khususnya wali murid belum belum banyak yang memberi persetujuan," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo, dikonfirmasi, Rabu, 6 Januari 2021.
Alasan lainnya, lanjut Supomo, banyak siswa pada saat Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 ternyata berlibur. Pemkot khawatir jika PTM dipaksakan dilaksanakan awal tahun ini, kasus COVID-19 di Surabaya terus meningkat.
"Makanya kita tunda (PTM, red) dulu, karena setelah kita melihat bahwa ketika liburan banyak yang melakukan liburan, sehingga tidak muncul klaster baru," katanya.
Namun, Supomo mengaku akan segera rapat dan mengevaluasi bersama steakholder di Surabaya. Tujuannya untuk mencari solusi terkait kegiatan belajar yang efektif pada masa pandemi.
"Kita nanti akan lakukan evaluasi, rapat kordinasi dengan para pakar dan lembaga berkompeten terkait itu, agar keputusan pembelajaran ke depan yang paling tepat seperti apa," kata Supomo.
BACA JUGA:
Dispendik Surabaya hingga saat ini masih memberlakukan simulasi sekolah tatap muka. Salah satunya di SMPN 1 Surabaya, dengan menerapkan protokol kesehatan berupa mewajibkan siswa menggunakan masker dan faceshield, mengatur jumlah siswa, serta mewajibkan untuk cuci tangan.