JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air atau SDA siap mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan di beberapa provinsi pada tahun ini.
"Kami sudah menyiapkan dengan waktu ini, harapannya kami akan bergerak mulai Maret mengebor titik-titik yang diprediksi akan terjadi kekeringan kurang lebih 37 titik di 19 provinsi," ujar Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko dilansir ANTARA, Rabu, 15 Februari.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait hal ini.
"Kami menginventarisasi alat-alat bor kami sekitar 26 unit," ujarnya.
Kementerian PUPR juga siap untuk memastikan pemanfaatan volume di bendungan dengan cara mengatur volume bendungan itu semaksimal mungkin.
Selain itu Kementerian PUPR juga siap melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan, serta rehabilitasi sumur-sumur yang eksisting.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan dalam waktu beberapa bulan yang akan datang, curah hujan dengan kategori intensitas rendah diprediksi dapat terjadi di beberapa wilayah
Indonesia.
Sektor-sektor terkait yang dapat terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan kebencanaan, perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan sebagai konsekuensi kondisi curah hujan rendah tersebut.
BACA JUGA:
Setelah mengalami kondisi La Nina selama 3 tahun berurutan di tahun 2020 hingga 2022 yang berdampak pada iklim yang basah 3 tahun terakhir, pemantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan bahwa, saat ini intensitas La Nina terus melemah, dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.
Kondisi La Nina ini diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari – Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.
Kondisi tersebut menyebabkan musim kemarau tahun 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir.
Secara rinci dari bulan ke bulan, daerah yang diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm/bulan) berpeluang besar terjadi.