JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan pembangunan bendungan sebagai ketahanan air adalah upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
"Kalau lahan tersebut bisa dilakukan dua kali tanam dalam setahun maka produksi pangan akan meningkat, dan inilah ketahanan pangan," ujar Basuki dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 15 Februari dilansir Antara.
Menteri Basuki bilang, Presiden Joko Widodo menargetkan dapat membangun 61 bendungan. Saat ini Indonesia sudah mempunyai sekitar 230 bendungan dan berperan untuk menyimpan cadangan air baku.
Padahal Indonesia memiliki sekitar 7,3 juta hektar lahan sawah, namun hanya sekitar 10 persen dari total lahan tersebut yang airnya dipasok dari bendungan, sedangkan sisanya belum.
Hal ini tentunya membuat lahan sawah yang tidak mendapatkan suplai air dari bendungan hanya bisa dilakukan satu kali tanam sehingga kurang optimal untuk meningkatkan produksi pangan.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR berkomitmen menyelesaikan pembangunan 61 bendungan pada periode 2014 - 2024, dan sampai tahun 2022 sudah menyelesaikan 38 bendungan. Kalau seluruh bendungan baru tersebut selesai maka nantinya akan bisa mendukung kurang lebih 20 persen lahan sawah.
Basuki mengatakan kalau lahan sawah tersebut airnya dipasok dari bendungan, maka lahan tersebut bisa diukur, pola tanamnya bisa diatur. Akhirnya bisa dilakukan dua kali tanam dalam setahun.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Dewan Air Dunia (World Water Council) mengapresiasi Pemerintah Indonesia karena telah dan terus membangun banyak bendungan untuk mengatasi permasalahan terkait air, seperti mewujudkan ketahanan pangan dan energi.
Dalam pertemuan dengan Dewan Air Dunia, Presiden Jokowi juga menyampaikan arahan bahwa permasalahan air merupakan masalah global yang dihadapi banyak negara. Hal itu karena air menjadi salah satu sumber utama untuk mewujudkan ketahanan pangan di tengah ancaman krisis.
Dewan Air Dunia juga sangat mendukung Indonesia sebagai tuan rumah Forum Air Dunia (World Water Forum) 2024.