Bagikan:

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dinilai cocok jadi calon wakil presiden (cawapres) usungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Direktur Lembaga Riset dan Konsultasi Political Literacy Desk (Polldesk) Faisal Riza menilai, Erick mampu menjembatani komunikasi ketiga partai politik di dalamnya.

Menurut Faisal, sosok Erick sebagai kandidat potensial dari kalangan nonpartai dipastikan dapat memperkuat rasa solid ketiga parpol sekaligus mengurai rumitnya komunikasi politik.

"KIB terdiri atas tiga partai sekarang. Itu komunikasi politik akan rumit ketika kader partai diajukan," kata Faisal Riza, Minggu 12 Februari.

Faisal melanjutkan, belakangan sosok Erick makin ramai tuai sorotan di bursa cawapres Pemilu 2024. Menteri BUMN ini bahkan mampu lampaui elektabilitas nama-nama tenar.

Hal tersebut praktis membuat Erick kian didekati oleh parpol, termasuk tiga anggota KIB, yakni Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Faisal, latar belakang Erick membuat dirinya bisa muncul dengan persona nihil kepentingan. Imej itu disebut akan menguntungkan Erick Thohir apabila jadi diusung sebagai cawapres KIB.

Tidak hanya itu, Faisal menambahkan, kemampuan kepemimpinan dan capaian milik Erick telah mendapat pengakuan sehingga ia muncul dalam bursa cawapres pemilu mendatang.

"Jika nonpartai diajukan seperti Erick Thohir yang profesional, jauh lebih ringan ketika dibincangkan seperti melakukan insentif politik bisa disepakati sehingga partai di koalisi tidak merasa ditinggalkan," ujar Faisal.

Seperti diketahui, Golkar telah membangun Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sementara PKB telah memantapkan posisi sebagai rekan koalisi Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Mengenai hal tersebut, Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai besar kemungkinan kedua koalisi itu akan melebur jadi satu.

Penilaian itu disimpulkannya usai Airlangga dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menggelar pertemuan. Namun, dia memiliki pandangan bahwa kedua koalisi bakal mengalami tarik-menarik dalam penentuan paket Capres-Cawapres.

"Bisa jadi figur-figur capres yang muncul dikocok ulang. Selain kepentingan masing-masing koalisi perlu diakomodir, kepentingan dari masing-masing partai juga bakal mempersulit dalam penentuan capres dan cawapres," kata Arifki kepada wartawan, Sabtu 11 Februari 2023.

Jika skenario ini benar terjadi, Arfiki memprediksi gabungan koalisi bakal menjadi pesaing berat Koalisi Perubahan dan PDIP yang mampu mengusung paket capres dan cawapres sendirian.

KIB-KIR juga dinilainya mampu mempersulit posisi Ganjar yang diduga bakal diusung oleh KIB jika gagal dideklarasikan partainya sendiri.