Kawal Vaksin Sinovac asal China, Polri Terjunkan 83.566 Personel
Penjagaan truk boks yang mengangkut dosis vaksin COVID-19 di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Senin 4 Januari (Wisnu Adhi/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Polri mengerahkan 83.566 personel untuk mengawal pendistribusian vaksin Sinovac asal China ke seluruh wilayah Indoensia. Pengawalan ini dilakukan agar pendistribusian berjalan lancar.

"Polri melibatkan 83.566 personel yang digelar dalam rangka menyukseskan program vaksin nasional tersebut," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Selasa, 5 Januari.

Rusdi bilang, dalam pengawalan vaksin Sinovac Polri sudah dilibatkan sedari awal. Artinya, sejak vaksin buatan perusahaan asal China itu tiba di Indonesia telah dikawal untuk dibawa ke Bandung, Jawa Barat.

"Polri bersama instansi terkait lainnya mengamankan sejak vaksin datang di bandara Soekarno-Hatta kemudian bergerak ke Bio Farma itu kita amankan," ungkap dia.

Kemudian, saat pendistribusian vaksin juga Polri terus mendampingi petugas dari PT Bio Farma hingga ke titik yang dituju. Selain itu, pengawalan juga dilakukan bersama personel TNI.

"Dari provinsi akan sampai ke tingkat kabupaten kota bahkan sampai titik-titik pelaksanaan vaksin, Polri melaksanakan pengamanan tentunya bersama rekan-rekan TNI," kata dia.

Adapun wilayah penerima vaksin dan besaran vial yang diterima yaitu Jawa Timur 77.760 vial, Jawa Tengah 62.560 vial, Bali 31.000 vial, Banten 14.560 vial, Bengkulu 20.280 vial, Sumatera Barat 36.920 vial, Lampung 40.520 vial, dan Riau 20.000 vial.

Kemudian, Sumatera Selatan 30.000 vial, Jambi 20.000 vial, Kalimantan Utara 10.680 vial, Papua 14.680 vial, Maluku Utara 7.160 vial, Maluku 15.120 vial, DKI Jakarta 39.200 vial, DI Yogyakarta 26.800 vial, Nusa Tenggara Barat 28.760 vial dan Gorontalo 4.800 vial.

Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur 13.200 vial, Kalimantan Selatan 25.000 vial, Sulawesi Tenggara 20.400 vial, Kalimantan Timur 25.520 vial, Kalimantan Barat 10.000 vial, Kalimantan Tengah 14.460 vial, Sumatera Utara 10.000 vial, Sulawesi Selatan 30.000 vial, Sulawesi Tengah 11.000 vial, dan Bangka Belitung 6.280 vial.

Lalu, Aceh 14.000 vial, Kepulauan Riau 13.000 vial, Papua Barat 7.160 vial, Sulawesi Utara 13.200 vial, Jawa Barat 49.360 vial, dan Sulawesi Barat tidak mendapat vaksin.