Bagikan:

JAKARTA - Komisi I DPR menilai tepat langkah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang mengirimkan pasukan tambahan guna membantu proses pencarian dan evakuasi pilot pesawat Susi Air.

Sebagaimana diketahui, pesawat Susi Air dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Lapangan Terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua.

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono mendukung upaya Jenderal Dudung menggunakan pendekatan persuasif guna menumpas teroris KKB.

Sebab menurutnya, KKB sudah sangat meresahkan dengan tidak mempedulikan hak asasi manusia (HAM). Dia meminta aparat TNI-Polri dan BIN untuk bertindak tegas.

“Langkah sudah sangat tepat dan sesuai koridor negara. Karena KKB ini kalau sudah melakukan tindakan mereka berlari dan bersembunyi di tengah-tengah masyarakat (sipil). TNI dan Polri sudah diperintahkan presiden dengan tegas dengan jelas dan terukur. Jangan selalu HAM sebagai alasan, karena KKB sendiri tidak mempedulikan HAM korban,” ujar Dave, Sabtu, 11 Februari.

Menurut Dave, prajurit tambahan diberikan otoritas tegas dan perintah yang jelas serta mendapatkan informasi yang tepat dengan persenjataan yang cukup. TNI, kata dia, adalah garda terdepan negara mengatasi masalah ancaman keamanan nasional khususnya separatisme.

"Mengejar pelaku baik yang terlibat langsung maupun yang merencanakan, baik yang mensuplai logistik atau pendanaan, apalagi persenjataan kepada KKB ini,” kata Dave.

Legislator Golkar dapil Jawa Barat itu mengatakan, tindakan KKB telah mencoreng nama baik negara dan berpotensi mengganggu proses pembangunan di Papua. Bukan hanya pembangunan infrastruktur, namun juga pelayanan sosial secara umum cukup terganggu.

"Ini mencoreng nama baik Indonesia juga, dan bisa berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Dave .

Sebelumnya, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memberangkatkan pasukan tambahan ke Papua untuk pencarian dan evakuasi pilot pesawat Susi Air. Dudung memastikan, pihaknya akan tetap melakukan pendekatan secara humanis tapi tetap tegas dengan pelaku teror, termasuk KKB sesuai arahan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

"Pendekatan sih tetap humanis. Tetapi sebetulnya yang bisa menjawab ini adalah kewenangan Mabes TNI. Kalau saya kan hanya mengirim. Tapi yang menggunakan itu adalah Mabes TNI," kata Dudung di Mabesad, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Februari.

"Konsepnya saya lihat Panglima TNI tetap persuasif, humanis, dan tetap tegas terhadap para pelaku teroris," sambungnya.

Selain membantu pencarian pilot pesawat Susi Air, Dudung menjelaskan, pasukan yang berangkat hari ini juga untuk mengejar para pelaku teror.

"Kira-kira begitulah. Dua-duanya (menyelamatkan sandera dan mengejar pelaku), target itu harus tercapai," katanya.