JAKARTA - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menebar serangkaian aksi teror di Distrik Paro, Nduga, Papua. Akibatnya, warga memilih eksodus ke wilayah Kenyaam.
"Benar. Warga exodus dari Distrik Paro," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada VOI, Sabtu, 11 Februari.
Sehingga, Distrik Paro terancam menjadi kota mati karena ditinggal warganya. Mereka ketakutan dan memilih mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Berdasarkan data terbaru yang diterima, 25 warga Distrik Paro telah meninggalkan wilayah perkampungan tersebut.
Anggota TNI-Polri membantu dalam proses evakuasi. Mereka mayoritas ibu hamil dan anak-anak.
"Itu warga yang dibantu evakuasi perempuan, anak-anak dan orang tua renta. Yang lain sudah sampai di kenyaam," sebut Benny.
BACA JUGA:
Sebelumnya, 15 pekerja bangunan juga sudah dievakuasi. Mereka sempat mendapat teror karena dianggap sebagai mata-mata dari TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Mereka pun berhasil dievakuasi personel Operasi Damai Cartenz yang terdiri dari TNI-Polri dibawa ke Timika. Saat ini, mereka sudah berada di Timika.
Adapun, KKB menebar teror dengan cara mengintimidasi. Puncaknya, mereka membakar pesawat Susi Air berjenis Pilatus Porter di lapangan terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Tengah pada Selasa 7 Februari pagi.