Bagikan:

JAKARTA - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menawarkan suaka politik kepada pendiri Wikileaks, Julian Assange. Obrador menawarkan suaka itu karena profesi Assange sebagai jurnalis.

Hal itu diungkap Obrador selepas pengadilan tinggi Inggris menolak permintaan Amerika Serikat (AS) mengkstradisi Assange ke AS. “Assange adalah seorang jurnalis dan pantas mendapat kesempatan,” kata Obrador, dikutip Reuters, Selasa, 5 Januari.

Obrador juga meminta Menteri Luar Negeri Meksiko berbicara dengan pemerintah Inggris terkait pembebasan Assange. Obrador menegaskan Meksiko bersedia menawarkan suaka kepada tokoh yang sempat menghebohkan dunia pada 2010.

Bagi Obrador, Assange adalah tokoh kebebasan berbendapat yang mampu menguak cara kerja “otoriter” dunia. Untuk itu, segala bentuk penahanan atau kejahatan yang ditunduhkan kepada Assange dianggap Obrador sebagai wujud penyiksaan.

Langkah Obrador kemudian menuai kritikan dari mantan pejabat pemerintahan Presiden AS Obama, Mark Feierstein. Obrador, kata Mark telah melakukan upaya yang dapat merusak hubungan AS.

Alih-alih Obrador muncul sebagai ikon kebebasan berpendapat, Mark justru menyebut Obrador sendiri tak becus memperjuangkan kebabasan berpendapat di negaranya. Mark mengangkat kembali bagaimana Obrador kerap menyerang jurnalis Meksiko yang mempertanyaan kebijakannya.

Belum lagi perihal status Meksiko menjadi negara paling tidak aman bagi jurnalis. Oleh karenanya, sikap Obrador mendukung Assange, apalagi dengan alasan itu jadi dipandang politis.

Sebelumnya, Wikileaks kesohor di dunia pada tahun 2010. Kala itu, Wikileaks memublikasikan video serangan militer AS dengan helikopter Apache yang membantai belasan orang di Baghdag pada 2007.

Setelahnya, mereka kemudian merilis ribuan dokumen rahasia negara-negara di dunia. Alhasil, segenap warga dunia menganggap Assange sebagai tokoh kebebasan berpendapat.