Bagikan:

JAKARTA - Pengamat intelijen dan pertahanan Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyarankan operasi gabungan TNI Polri yang terintegrasi dalam operasi penyelamatan para awak Susi Air yang saat ini belum diketahui keberadaanya.  

Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Panglima TPNPB Ndugama  Egianus Kogeya (EK) menyatakan bertanggung jawab atas pembakaran pesawat Susi Ai di Nduga, Papua, Selasa kemarin.

"Sebagai saran harus segera ada Operasi Gabungan TNI Polri yang terintegrasi serta informatif satu sama lainnya," kata Susaningtyas dalam keterangannya yang diterima Voi.id, Rabu 8 Februari.

Adapun motif aksi teror KKB, Susaningtyas menyebut, hal ini mengindikasikan lanjutan aksi EK dari pernyataan perang menolak semua pembangunan termasuk pemekaran DOB dan penambahan Kodim.

"Paling tepat EK ditangkap hidup-hidup agar bisa diketahui jaringan yang dimilikinya termasuk yang berasal dari luar negeri," ujarnya.

Ia menyarankan bandara-bandara perintis di pegunungan yang menjadi sarang KKB ditutup sementara.

"Bangun hanya satu bandara yang lebih besar dan kuat, sebagai pangkal perlawanan dan pusat logistik TNI Polri yang menjadi sulit dikuasai lawan," tuturnya.

Susaningtyas menambahkan, perlunya dialog dengan berbagai pihak untuk mendapat dukungan dan meredam aksi-aksi EK selanjutnya.

"Buka dialog dengan kelompok adat, kelompok agama, Tokoh pemuda, tokoh agama untuk mendengar pendapat mereka," tutup Susaningtyas.

Sebelumnya, Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal Juinta Omboh Sembiring mengatakan, hingga saat ini keberadaan pilot Susi Air Philip Merthens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, belum diketahui.

"Memang benar, keberadaan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu hingga kini belum diketahui lokasinya dan berharap dalam kondisi selamat," kata Sembiring ketika dikonfirmasi ANTARA dari Jayapura, Rabu, 8 Februari.