Hari Ini Basarnas RI Terbangkan 47 Personel Bantu Penanganan Pascagempa M 7,8 Turki
Sejumlah WNI bersama warga terdampak gempa di Kahramanmaras Turki. (dok KBRI-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 47 personel Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) RI diterjunkan dalam penanganan pasca-gempa di Turki. Hal itu merespons permintaan pemerintah negara Turki.

Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Agus Haryono mengatakan, personel dikerahkan untuk membantu pencarian dan pertolongan korban imbas gempa magnitudo (M) 7,8 guncang Turki.

“Kita akan kirimkan satu tim SAR gabungan 47 orang terdiri dari tim Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Kesehatan. Kita akan memberikan bantuan pencarian dan penyelamatan korban yang diperkirakan masih tertimpa bangunan atau gedung runtuh,” ujar Agu di Jakarta, Rabu 8 Februari, disitat Antara.

Personel tersebut, kata Agus, akan diberangkatkan sore hari ini di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dengan pesawat TNI AU.

Mereka yang diberangkatkan telah memenuhi kualifikasi medium class dari INSARAG (International SAR Advisory Group), badan di bawah PBB yang menangani masalah gempa.

“Kita sudah di ases sama tim INSARAG, kemampuan kita baik dari sisi manajemen, search and rescue, sarana dan prasarana, peralatannya medisnya dan sebagainya. Semuanya sudah dinilai oleh mereka dan sudah dinyatakan memenuhi persyaratan, sehingga kita sudah bisa diperbantukan untuk membantu saudara kita,” kata Agus.

Personel dan peralatan para personel pencarian dan pertolongan yang dikirimkan dari Indonesia dikhususkan untuk bangunan runtuh, guna mencari dan menyelamatkan korban dari reruntuhan bangunan.

“Alat pencari seperti life detector untuk mendeteksi panas tubuh. Kita juga membawa anjing pelacak dari Direktorat Polisi Satwa Mabes Polri, dua ekor K9,” ujar Agus.

Selain itu tim SAR Indonesia juga peralatan bridging dan cutting guna memotong beton, memotong besi, dan menjebol tembok, untuk membuat akses bagi korban gempa tertimpa reruntuhan akibat gempa

Tak kalah pentingnya yakni alat pendeteksi getaran untuk memantau gempa susulan. Agus mengatakan beroperasi di reruntuhan merupakan salah satu tugas yang berbahaya. Jika terjadi gempa susulan, safety officer akan segera menarik tim menuju tempat aman.

Tugas pencarian dan pertolongan Basarnas nantinya akan dikoordinir dari titik sekretariat INSARAG yang berada di Turki, bersama dengan tim SAR dari negara-negara lainnya.