Potensi Gelombang Setinggi 6 Meter 2 Hari ke Depan di Selatan Bali-Lombok, BMKG Minta Wisatawan Waspada
Ilustrasi. Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara pada Minggu 29 Maret 2020. (ANTARA-Fikri Yusuf)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gelombang tinggi dengan intensitas beragam hingga 6 meter berpeluang terjadi di sejumlah perairan Indonesia pada 7-8 Februari 2023.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menyampaikan kecepatan angin berkisar 5-30 knot menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya potensi gelombang tinggi.

Eko menjelaskan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur laut-timur dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot.

"Kecepatan angin tertinggi, lanjut dia, terpantau di perairan selatan Jawa Timur, perairan selatan Bali-Lombok-P. Sumbawa serta P. Sumba," katanya di Jakarta, Senin 6 Februari, disitat Antara.

Kondisi itu, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-P. Simeulue-Kepulauan Nias, perairan timur Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Nias, Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, Laut Natuna, perairan timur Kepulauan Bintan, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sabalana-Kepulauan Selayar.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Laut Bali-Laut Sumbawa, Selat Sumba bagian timur, Selat Sape bagian selatan, perairan utara Flores, Laut Flores, Laut Sawu bagian selatan, perairan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kep. Talaud,

Selanjutnya, di perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku, perairan utara Kepulauan Sula, Laut Banda bagian timur, perairan Kepulauan Babar-Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan Kaimana-Amamapare, Laut Arafuru bagian barat, perairan Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Halmahera-Papua.

Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter, Eko menyebutkan berpeluang terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kepulauan Mentawai-Bengkulu, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia Barat Lampung, perairan selatan Banten-Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Jawa, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan P. Sumba, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.

Sementara untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 4-6 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Bali-Lombok-Sumbawa, Laut Arafuru bagian timur.

"Dimohon kepada masyarakat (dan wisatawan) yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar Eko.

Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Selain itu, kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).