Kondisi 4 Polisi Luka dan 1 Lainnya Terkena Panah Akibat Lerai Bentrokan Antarwarga di Tual Maluku Membaik
Ilustrasi pertikaian atau bentrokan antarwarga. (Antara)

Bagikan:

MALUKU - Kondisi lima personel Polres Tual yang melerai bentrokan antarwarga di Kota Tual, Maluku, berangsur membaik. Termasuk Kepala Bagian Operasional Polres Tual Kompol Arsad Rengur yang terluka terkena panah.

"Memang kemarin ada salah satu perwira kita, Kabag Ops Polres Tual, yang mengalami luka terkena panah dan sempat dijenguk oleh Bapak Kapolda. Yang bersangkutan sekarang sudah sembuh, sudah keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan," kata Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol M. Roem Ohoirat di Ambon, Senin 6 Februari, disitat Antara.

Dia berharap, Kompol Arsad Rengur dan empat personel Polres Tual lainnya segera sembuh dan dapat kembali bekerja melayani masyarakat.

"Semoga segera pulih agar bisa melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat kembali," ujarnya.

Roem menambahkan, saat ini situasi di Kota Tual sudah kembali normal. Aktivitas masyarakat sudah berjalan seperti biasa.

Memastikan stabilitas keamanan tetap terjaga, ratusan personel polisi dan TNI bersiaga di Tual. Mereka juga dari perseonel di luar Tual yang diperbantukan membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

"Sejak bentrokan yang terakhir pada 2 Februari lalu, itu sudah ada kekuatan pasukan yang masuk di sana, baik Brimob dari Kei Besar yang kita geser ke Tual, ada dari Ambon, TNI Angkatan Darat, maupun Brimob dan Sabhara dari Polda Maluku juga sudah kita geser ke sana," katanya.

Bentrokan antarwarga di Kota Tual itu berawal ketika seorang pemilik warung makan dianiaya oleh sekelompok orang mabuk yang tidak mau membayar pada 28 Januari 2023

Akibat penganiayaan tersebut, keluarga korban tidak terima dan melakukan pembalasan sehingga terjadi permasalahan.

Pada 31 Januari 2023 sekitar pukul 22.00 WIT, salah seorang warga tiba-tiba terkena panah yang dilepaskan orang tidak dikenal. Akibat dari kejadian itu, diduga provokasi kelompok warga lainnya memicu serangan balasan.

Selanjutnya pada 2 Februari 2023 sekitar pukul 06.45 WIT kembali terjadi saling serang antarwarga yang mengakibatkan korban luka-luka bertambah, dari semula 13 orang menjadi 38 orang, termasuk lima personel polisi yang saat itu berusaha meredam bentrokan.