Tak Hanya Saham, SBN Ritel Juga Masih Menarik bagi Investor di 2021: Lebih Aman <i>Cuan</i>-nya
Kantor Kementerian Keuangan (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Keputusan pemerintah yang berencana merilis kembali surat berharga negara (SBN) pada sepanjang 2021 mendapat sambutan positif dari pelaku pasar.

Head of Investment Avrist AM Farash Farich mengatakan dirinya yakin salah satu instrumen pembiayaan negara tersebut menjadi incaran prioritas investor pada tahun ini.

“Kalau biasanya SBN ritel memang tinggi peminatnya,” ujar dia kepada VOI, Senin, 4 Januari 2021.

Menurut Farash, sifat SBN ritel yang cenderung lebih secure menjadi alasan tersendiri bagi para pemilik modal untuk membenamkan dananya di insrumen ini.

“Selain itu, jika kita perhatikan dari tahun lalu sampai sekarang ada tambahan karena inflasi masih rendah di bawah normal,” jelasnya.

Tidak hanya itu, imbal hasil yang ditawarkan oleh SBN ritel cukup menarik karena menawarkan besaran yang lebih baik dari instrumen tradisional yang dijanjikan oleh lembaga perbankan.

“Disamping itu ada income stream dari kupon bulanan yang lebih tinggi dari deposito dengan jumlah investasi yang sama,” kata dia.

Mengutip data yang dilansir oleh Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pada sepanjang 2020 pemerintah telah menyerap dana tidak kurang dari Rp76,7 triliun. Angka tersebut terkumpul berkat penerbitan enam seri SBN ritel.

Sementara itu pada 2019, pemerintah disebut meraup Rp49,7 triliun lewat SBN ritel yang dirilis dalam 10 seri. Meski secara penerbitan seri 2020 lebih sedikit dibandingkan dengan 2019, namun nilai total pemesanan tahun lalu lebih tinggi.

Untuk diketahui, SBN Ritel merupakan salah satu produk berjenis investasi yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah sehingga bersifat lebih aman. Instrumen ini juga bersifat gotong royong karena masyarkat dapat membantu keuangan negara melalui sokongan dana dengan imbal hasil tertentu.

Tahun ini, pemerintah sendiri berencana menggunakan skema yang sama sebagai alternatif pebiayaan keuangan negara. Adapun, nilai yang dibidik melalui SBN ritel diperkirakan antara Rp60 triliun hingga Rp80 triliun dengan 6 seri yang surat berharga yang bakal dilepas.