JAKARTA - Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menegaskan bahwa pemerintah tidak akan lagi merilis Surat Berharga Negara (SBN) ritel setelah seri ORI-20.
“Mulai hari ini pemerintah menawarkan SBN ritel, yaitu ORI-20 yang merupakan SBN ritel terakhir di 2021 dengan masa penawaran 4 hingga 21 Oktober,” ujarnya saat acara peluncuran secara virtual, Senin, 4 Oktober.
Dalam pemaparannya, Luky menjelaskan tentang sejumlah keuntungan yang didapat oleh investor lewat apabila membenamkan modalnya pada instrumen ini.
Pertama, dengan berinvestasi di ORI-20, investor berarti telah membantu pemerintah untuk menangani pandemi COVID-19 di dalam negeri. Pasalnya seluruh dana yang terhimpun akan digunakan untuk berbagai kegiatan strategis, seperti membayar biaya perawatan pasien COVID-19, pengadaan dan penyaluran vaksin, pemberian insentif bagi tenaga kesehatan (nakes), dan lain sebagainya.
“Investor bisa memberikan manfaat bagi masyarakat karena berperan nyata dalam membangun negeri melalui pembiayaan APBN,” tuturnya.
Kedua, imbal hasil yang kompetitif. Menurut Luky, dengan interest rate sebesar 4,95 persen per tahun, maka ORI-20 sangat layak untuk dikoleksi dalam situasi pandemi saat ini.
“Menguntungkan? Tentu saja, karena imbal hasil yang kompetitif dan dapat dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya,” tegas dia.
Tiga, ORI-20 menawarkan segala kemudahan bagi investor untuk bisa mengakuisisinya. Sebab SBN ini bisa didapat secara online dan tanpa perlu datang ke lembaga atau institusi keuangan tertentu.
“Sejak 2018 SBN ritel sudah menggunakan sistem online yang membuat investor semakin mudah untuk mendapatkan. Hal ini semakin relevan dengan situasi pandemi yang terjadi sekarang, masyarakat masih dapat berinvestasi di SBN Ritel kapan dan di mana pun,” jelas dia.
BACA JUGA:
Strategi mengoptimalkan saluran digital disebut Luky cukup berhasil. Klaim tersebut tercermin dari semakin meningkatkan partisipasi investor dari kalangan milenial.
“Penggunaan saluran online ini disambut dengan baik oleh masyarakat yang terbukti dari jumlah investor milenial pada ORI-19 dengan 37,5 persen. Bahkan dalam penerbitan bond ritel seri SR-10 pada Juli lalu, persentase milenial menempati 46,1 persen,” katanya.
Adapun, manfaat terakhir yang bisa didapat oleh investor apabila mengoleksi ORI-20 adalah keamanan dalam berinvestasi karena dijamin oleh negara.
“ORI-20 ini adalah instrumen investasi yang sangat aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin oleh undang-undang dan dananya disediakan di APBN setiap tahun,” ucap Luky.
Sebagai informasi, untuk sepanjang 2021 pemerintah telah merencanakan pembiayaan sebesar Rp1.006,4 triliun guna menambal defisit APBN.
Hingga 31 Agustus 2021, jumlah pembiayaan alias utang yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp528,9 triliun atau 52,6 persen dari pagu yang ditetapkan.