JAKARTA - Keputusan Pemerintah yang kembali merilis Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI-020 bak angin segar di situasi sulit. Bagaimana tidak, instrumen ini bisa menjadi alternatif investasi di saat ketidakpastian masih berlanjut akibat pandemi COVID-19.
Asal tahu saja, ORI-20 merupakan Surat Berharga Negara (SBN) yang keberadaannya dijamin langsung oleh pemerintah karena dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal ini ditegaskan sendiri oleh Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman.
“ORI-20 ini adalah instrumen investasi yang sangat aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin oleh undang-undang dan dananya disediakan di APBN setiap tahun,” ujarnya dalam konferensi pers virtual saat meresmikan penawaran ORI-20 hari ini, Senin, 4 Oktober.
Sebagai informasi, seluruh dana yang terhimpun akan digunakan untuk membantu pembiayaan APBN guna menangani pandemi, antara lain membayar biaya perawatan pasien COVID-19, pengadaan dan penyaluran vaksin, dan pemberian insentif bagi tenaga kesehatan (nakes).
Adapun, proses penawaran ORI-20 dimulai 4 hingga 21 Oktober 2021. Instrumen investasi ini bisa dikoleksi mulai Rp1 juta hingga Rp2 miliar dengan besaran kupon 4,95 persen pe rtahun. Sementara masa jatuh temponya adalah 3 tahun alias hingga 2024 mendatang.
Sebagai simulasi, apabila investor membenamkan modalnya untuk nominal terbesar, yakni Rp2 miliar, maka nilai manfaat (kupon/bunga) yang didapat adalah Rp99 juta per tahun.
BACA JUGA:
Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar 10 persen dari keuntungan tersebut, maka pendapatan bersih per tahun adalah Rp89,1 juta.
Sehingga, dari investasi Rp2 miliar yang ditanam pada ORI-20 maka akan diperoleh margin Rp7,42 juta per bulan.
Besaran tersebut akan rutin didapat selama tiga tahun untuk kemudian pemerintah bakal mengembalikan nilai pokok investasi Rp2 miliar saat jatuh tempo atau pada 2024 mendatang. Satu hal yang perlu diketahui adalah ORI-20 merupakan instrumen ritel terakhir yang dilepas negara untuk tahun ini.
Bagaimana, tertarik untuk berinvestasi sekaligus membantu penanganan pandemi di dalam negeri?