JAKARTA - Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,4 di wilayah laut utara Nusa Tenggara Barat (NTB) akibat adanya deformasi atau patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan episentrum gempa bumi terletak pada koordinat 7,77 derajat Lintang Selatan, 117,20 derajat Bujur Timir atau tepatnya berlokasi di laut 74 km Timur Laut Pulau Saringi, NTB pada kedalaman 317 km.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang populer disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff," ujarnya dikonfirmasi, Senin 6 Februari, disitat Antara.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik atau oblique thrust fault.
Daryono mengatakan, gempa yang terjadi pada Senin 6 Februari, pukul 14.11 WIB, di wilayah Laut Utara Sumbawa, NTB itu memiliki parameter update dengan M 5,3.
Ia mengungkapkan, gempa bumi itu menimbulkan guncangan di daerah Liukang Tangaya, daerah Labuhan Badas dan Utan Sumbawa dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," paparnya.
BACA JUGA:
Hingga pukul 14.35 WIB, ia mengatakan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tandasnya.