Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,8 yang mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Kamis 8 Desember pagi.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, gempa di Sukabumi merupakan jenis gempa menengah, bila dilihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Gempa ini disebabkan oleh patahan.

"Gempa bumi ini disebabkan oleh deformasi/patahan batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang populer disebut sebagai gempa intraslab atau gempa Benioff. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono dalam keterangannya, Kamis, 8 Desember.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Rancaekek dengan skala intensitas IV MMI, yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Lalu, daerah Cianjur, Lembang, Bogor, Bandung, Pangandaran, Padalarang, Pamoyanan, dan Sumedang dengan skala intensitas III MMI yang artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Kemudian, daerah Cisolok, Sumur, Sukabumi, Jakarta, Garut, Bekasi, Bandar Lampung, dan Tangerang Selatan dengan skala intensitas II MMI yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," tegasnya.

BMKG melaporkan gempa M 6,1 yang dimuthakirkan menjadi M 5,8 melanda Kota Sukabumi pada Kamis 8 Desember, pukul 7.50 WIB.

Pusat titik gempa itu terletak di 39 km Barat Daya Kota Sukabumi atau episenter pada koordinat 7,09 derajat lintang selatan, 106,95 derajat bujur timur. Getarannya terasa di Kabupaten Bekasi, DKI Jakarta dan Depok.