JAKARTA - Cermin perunggu terbesar dan pedang besi "dako" terbesar di Jepang ditemukan di gundukan makam akhir abad keempat di kota barat Nara, Jepang kata dewan pendidikan dan lembaga arkeologi pada Hari Rabu.
Temuan kembar dari tomio maruyama tumulus atau gundukan makam November lalu dapat diklasifikasikan sebagai harta nasional, kata para ahli, dengan penemuan cermin berbentuk perisai menjadi yang pertama dari jenisnya.
Sementara, pedang sepanjang 2,3 meter dengan bilah meliuk yang ditemukan merupakan pedang besi terbesar yang dibuat pada masa itu di Asia Timur.
"(Penemuan ini) menunjukkan bahwa teknologi periode Kofun (300-710 M) berada di luar apa yang telah dibayangkan, dan mereka adalah mahakarya dalam pengerjaan logam dari periode itu," kata Kosaku Okabayashi, wakil direktur Institut Arkeologi Kashihara, Prefektur Nara, melansir Kyodo News 25 Januari.
Dia menyebut penemuan mereka sebagai terobosan dalam penelitian mengenai masa itu, dinamai dari gundukan makam "kofun" yang dibangun untuk anggota kelas penguasa.
Permukaan berpola dari cermin membawa desain dari dua cermin "daryu" yang lebih umum, berbeda dengan desainnya berdasarkan makhluk imajinatif, yang banyak ditemukan di Jepang barat.
Cermin berbentuk perisai ini berukuran panjang 64 cm, lebar maksimal 31 cm dan berat 5,7 kilogram.
Sementara, pedang yang ditemukan adalah pedang dako tertua yang dibedakan dari bentuknya yang bergelombang seperti ular. Lebih dari 80 pedang dako lainnya telah digali di seluruh Jepang sejauh ini sebagai barang pemakaman.
Pedang terbaru memiliki tanda sarung dan pegangan, sehingga panjang keseluruhan pedang bisa mencapai 2,6 meter, jauh melebihi pedang dako terpajang yang terakhir ditemukan yang hanya 85 cm.
Diketahui, cermin dan perisai dianggap sebagai alat untuk melindungi orang mati dari roh jahat. Pedang tersebut diperkirakan telah diperbesar untuk meningkatkan kekuatannya, dan kemungkinan penggunaannya sebagai alat pertempuran rendah.
Gundukan pemakaman tomio maruyama, yang terbesar di Jepang dengan diameter 109 m dan berasal dari akhir abad ke-4, diperkirakan milik orang kuat yang mendukung penguasa Yamato saat itu.
Ruang pemakaman, di mana penemuan itu dibuat diperkirakan milik seseorang yang dekat dengan orang itu, menurut Naohiro Toyoshima, seorang profesor arkeologi di Universitas Nara.
Dia mengatakan, pedang ritualistik dan cermin berbentuk perisai dapat menunjukkan bahwa individu tersebut terlibat dalam urusan militer dan ritualistik.
BACA JUGA:
Riku Murase (32) yang berada di tim penggalian yang menemukan benda-benda tersebut mengatakan, panjang pedang itu sangat mencengangkan, sehingga timnya awalnya mengira itu adalah beberapa pedang. Dia juga mengira mereka telah menemukan piring perunggu yang unik.
"Itu adalah impian saya untuk menggali cermin. Siapa tahu itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa," ungkapnya.
Area penggalian terbuka untuk umum pada Hari Sabtu mulai pukul 12:30 sampai jam 3 sore dan Hari Minggu dari jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Cermin dan pedang tidak akan dipamerkan karena sedang menjalani pekerjaan pelestarian.