Baru Menjabat, Wali Kota Semarang Sorot Pencegahan Banjir di Hulu Sungai Mluweh
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melantik Hevearita Gunaryanti Rahayu jadi Wali Kota Semarang hari ini, Senin 30 Januari. (Ist)

Bagikan:

JATENG - Hevearita Gunaryanti Rahayu baru saja dilantik menjadi Wali Kota Semarang. Kepala daerah sisa masa jabatan 2021-2026 itu menyorot penghijauan di daerah hulu khususnya Sungai Mluweh untuk mencegah banjir.

Sungai Mluweh yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang merupakan hulu dari Sungai Babon yang kerap meluap dan menggenangi permukiman di Semarang, salah satunya di Perumahan Dinar Indah.

"Sungai Mluweh yang merupakan induk Sungai Babon hujannya tinggi dari hulu pada saat di sini 150 cm, tapi di Pucang Gading sudah 100 cm," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, saat meninjau Sungai Mluweh, Kabupaten Semarang, Rabu 1 Februari, disitat Antara.

"Sudah membuat peres (air mencapai bibir sungai, red.) tapi karena di Dinar Indah masih tanggul sementara jadi masih ada yang rembes mengakibatkan Dinar Indah menggenang,” terang Ita.

Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang pada awal Januari lalu akibat jebolnya tanggul sungai yang bersebelahan dengan permukiman warga, dan tercatat satu korban meninggal dunia.

Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu sudah mencapai atap rumah warga.

Menurut Ita, rencana penanganan banjir di hulu menjadi hal yang paling diupayakan saat ini mengingat penanganan banjir di hilir sudah berjalan eksekusinya seperti pengoptimalan rumah pompa, pembangunan tanggul laut, hingga pemasangan sheet pile.

Koordinasi juga telah dilakukan dengan Bupati Semarang mengenai rencana penanganan banjir di hulu karena hal tersebut tidak cukup hanya dilakukan di perbatasan Semarang-Ungaran saja, tetapi juga di wilayah Kabupaten Semarang.

"Kemarin juga sudah berkomunikasi dengan Pak Dirjen SDA dan Kepala Balai (BBWS), kami menyampaikan bagaimana penanganan di hulunya. Kalau untuk proyek besarnya menunggu kebijakan BBWS," katanya.

"Tapi untuk penanganan segeranya, kami rencanakan penghijauan karena di dekat perbatasan ada tanah bengkok dan Perhutani untuk ditanami tanaman yang bisa menahan gerusan air dan menahan erosi. Yang kedua, kita akan mengeruk sedimen-sedimen yang ada di sungai Kota Semarang," sambung Ita.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin menambahkan Pemkot Semarang akan mengusulkan pembangunan groundsill di Sungai Mluweh untuk mengurangi besar energi arus sungai sehingga meminimalkan daya kikisnya.

Groundsill atau ambang sendiri merupakan bangunan yang didirikan secara melintang di tengah sungai. Selain bertujuan mengurangi arus sungai, groundsill juga mencegah bagian bawah sungai tidak mengalami penurunan secara berlebihan.

"Kami sudah usulkan pada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat karena sungai ini lintas wilayah, bagaimana energi sungai ini dibagi. Jangan sampai langsung bablas ke bawah karena energinya (arusnya) sangat kuat dan daya rusaknya tinggi," tandasnya.