8 Wakil Ketua DPD NasDem Surabaya Mundur Buntut Mosi Tak Percaya Robert Simangunsong, DPW Minta Polemik Diselesaikan
Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Jatim Bidang Media dan Komunikasi Publik Vinsensius Awey (ANTARA/HO-Nasdem Jatim)

Bagikan:

SURABAYA - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Jawa Timur meminta penyelesaian adanya polemik di internal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Surabaya secara kekeluargaan.

Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Jatim Bidang Media dan Komunikasi Publik Vinsensius Awey mengatakan, hingga saat ini, DPW NasDem Jatim memastikan tidak akan mencopot Ketua DPD NasDem Surabaya Robert Simangunsong.

"Kakak Jeanette (sapaan Sri Sajekti Sudjunadi, Ketua DPW NasDem Jatim) telah meminta kedua belah pihak untuk menahan diri," kata Awey dilansir ANTARA, Rabu, 1 Februari.

Diketahui delapan Wakil Ketua DPD Nasdem Surabaya mengajukan pengunduran diri dari jabatannya menyusul adanya mosi tidak percaya terhadap Ketua DPD Surabaya, Robert Simangunsong.

Sebaiknya, kata Awey, ego masing-masing kader dikesampingkan dan lebih mengutamakan kepentingan partai. Apalagi, lanjut dia, dalam mekanisme NasDem, urusan DPD ada di tangan DPW. Sekalipun DPD berkirim surat ke DPP, namun penyelesaiannya tetap oleh DPW.

Terkait masalah di DPD NasDem Surabaya, lanjut dia, Ketua DPW Nasdem telah mengajak pengurus DPD untuk bertemu. Intinya, bagaimana dapat berkonsolidasi kembali.

"Prinsipnya, tak ada yang dikorbankan. Baik Ketua DPD maupun pengurus DPD yang lain. Ketua DPD, pengurus, maupun DPC, tidak ingin ada perpecahan," kata dia.

Menurut Awey, Jeannette bersikap adil dengan menemui masing-masing pihak. NasDem Jatim mengingatkan target besar NasDem untuk mendapatkan banyak kursi di pemilu 2024.

"Pemilu 2024 kan sebentar lagi. Kami tentu tidak ingin perpecahan di sini. Pun apabila ada perbedaan leadership style atau pun tugas yang belum diselesaikan Kakak Robert, Ketua telah memiliki pertimbangan sendiri," ujar dia.

Awey menambahkan, sejumlah alasan beberapa pihak yang mendorong Robert untuk mundur telah menjadi masukan pihaknya. Misalnya, soal transparansi penggunaan dana bantuan politik (banpol) dan belum terbentuknya pengurus di beberapa kecamatan dan kelurahan.

"Itu sudah menjadi catatan DPW, bahkan DPP. Partai ini kan telinganya nggak cuma satu, tentu partai lebih banyak memiliki telinga," katanya.

Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Nasdem Surabaya Onny S D Philippus ada delapan hal yang dikeluhkan oleh pengurus terhadap kepemimpinan ketua DPD NasDem Surabaya. Pertama, Robert dinilai tidak mampu mengkonsolidasi pengurus harian DPD sesuai SK DPP.

Kedua, tidak terciptanya harmonisasi di struktur DPD. Lalu, ketiga, tidak difungsikannya pengurus DPD sesuai tupoksi personal pengurus, namun lebih pada yang ditunjuk oleh ketua DPD.

Keempat, ketua DPD NasDem Surabaya juga dinilai tidak mampu membentuk DPRt NasDem se-Kota Surabaya yang dibuktikan secara legalitas. Kelima, dana bantuan politik (banpol) tidak pernah dibahas dan dilaporkan pada pengurus harian.

Kemudian, keenam, suasana kantor DPD NasDem Surabaya disebut tidak mencerminkan suasana kantor parpol yang terbuka dan demokratis. Ketujuh, kantor juga tak difungsikan sebagai rumah untuk menampung aspirasi rakyat dan terakhir tidak ada rapat-rapat pengurus DPD sesuai AD/ART.

"Kami mundur karena tidak mau menjadi tanggung jawab moral apabila target Nasdem Surabaya pada Pemilu 2024 gagal karena masih dipimpin RS," kata Onny.

Sementara itu, Ketua DPD NasDem Surabaya Robert Simangunsong belum memberikan respons terkait hal itu. Saat dihubungi wartawan melalui ponselnya, terdengar nada sambung namun tidak diangkat. Begitu pun saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp (WA) hanya dibaca.