JAKARTA - Pemerintah Australia mengadaptasi lirik baru dalam lagu kebangsaannya. Dengan menghilangkan bagian yang disebut tak mencerminkan sejarah penduduk asli Australia.
Melansir Nzherald, perubahan lirik tersebut dilakukan atas pertimbangan bahwa penduduk asli Australia merupakan peradaban tertua dunia, jadi bagian "for we are young and free" (untuk kita yang muda dan bebas) diubah menjadi "for we are one and free" (untuk kita yang satu dan bebas).
"Kita hidup di tanah keabadian para penduduk pribumi kuno, dan kita menyatukan kisah 300 lebih leluhur nasional serta kelompok bahasa," kata Perdana Menteri Scott Morrison kepada para jurnalis di Canberra, Jumat, 1 Januari.
"Dan lagu kebangsaan kita harus merefleksikan hal tersebut. Perubahan yang kami buat dan umumkan hari ini, saya rasa, mencapai tujuan itu," ujar Morrison.
BACA JUGA:
Ketika ditanya apakah ia akan menjadi orang pertama yang menyanyikan lagu kebangsaan baru, Morrison menyebut, "saya rasa, perdana menteri menyanyikan sama dengan perdana menteri berolahraga, yaitu baiknya dilakukan secara privat."
Ide untuk mengubah kata-kata dalam lagu nasional Australia dimunculkan pada 2020 oleh pemimpin negara bagian New South Wales, Gladys Berejiklian, yang menyebut penggunaan kata-kata semula telah mengabaikan "kebudayaan pribumi yang membanggakan".
Usulan tersebut disambut baik oleh sejumlah legislator, termasuk Menteri Federal untuk Pribumi Australia, Ken Wyatt, juga pemimpin partai One Nation, Pauline Hanson. Selama beberapa dekade belakangan, Australia mengupayakan rekonsiliasi dengan penduduk Aborigin--yang tiba di tanah benua itu sekitar 50.000 tahun sebelum kolonialis Inggris.
Setiap tahunnya, rakyat Australia mendapat libur nasional pada 26 Januari, untuk menandai tanggal berlabuhnya First Fleet (kapal layar Inggris) di Pelabuhan Sydney pada 1788, yang membawa tahanan dan prajurit. Sementara sejumlah penduduk pribumi menyebut hari itu sebagai "Invasion Day" (Hari Penyerangan).