JAKARTA - Seorang warga negara Indonesia terjangkit virus corona di Singapura. Atas peristiwa ini, pemerintah memperketat semua pintu masuk dan keluar Indonesia untuk pencegahan penyebaran virus tersebut.
Melalui telekonferensi, Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihartono menceritakan langkah pemerintah melakukan pengetatan akses masuk dan keluar masuk dan keluar Indonesia.
"Pemerintah Indonesia meminta inventarisir sekaligus melakukan pengetatan terhadap pintu masuk dari berbagai negara, termasuk di antaranya Singapura," ucap Anung, Rabu, 5 Februari.
Dia menambahkan, mobilitas orang yang keluar dan masuk Indonesia cukup tinggi. Data per Rabu, 5 Februari, tercatat 17.000 orang yang lalu lalang Indonesia-Singapura. Ini yang jadi pertimbangan pemerintah melakukan pengetatan pintu masuk dan keluar Indonesia.
Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Wiendra Waworuntu menambahkan, pengetatan akses masuk ke Indonesia juga sudah dilakukan di seluruh pelabuhan dengan cara memasang alat pengukur suhu tubuh.
"Pengecekan juga pakai thermal scanner. Sama seperti di bandara, di pelabuhan juga di pasang karena di sana juga risiko," ungkap Wiendra.
Pengetatan akses masuk juga diberlakukan kepada anak buah kapal (ABK). Mereka tak bisa menuju pelabuhan meski hanya untuk menurunkan barang-barang kiriman. Mereka diminta untuk tetap di atas kapal dan kebijakan tersebut harus dipatuhi.
"Jadi kita kan ada karantina imigrasi dan lain-lain, tapi orang kesehatan itu mengatakan mereka tidak boleh turun, itu harus dipatuhi karena itu aturan internal," ungkap Wiendra.
BACA JUGA:
Seorang WNI yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga tertular virus corona walau tidak pernah berpergian ke China. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura mengonfirmasi, wanita berusia 44 tahun ini terpapar virus tersebut karena bekerja di rumah seorang warga negara Singapura.
"WNI tersebut tidak memiliki riwayat bepergian ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok atau China) namun merupakan pekerja rumah tangga dari warga negara Singapura yang juga telah sebelumnya ditetapkan positif coronavirus," ungkap pihak KBRI lewat keterangan tertulisnya seperti dikutip VOI pada Selasa, 4 Februari malam.
Warga Indonesia yang jadi korban virus corona ke-21 di Singapura tersebut, saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif oleh tim medis di Singapore General Hospital.
Meski Kementerian Kesehatan Singapura sudah memberitahu secara lisan kepada KBRI, namun identitas warga Indonesia tersebut belum bisa diumumkan karena adanya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (Personal Data Protection Act).