Bagikan:

MAGELANG – Kini tak ada lagi masyarakat Desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang yang harus jauh-jauh mencari air bersih. Tak ada lagi antrean panjang warga mengambil air bersih di kolam air masjid.

Jaringan penyalur air bersih berhasil direalisasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Saat itu, Gubernur mengaku sulit menemukan cara mengalirkan air dari sumber ke Desa Sugihmas yang letaknya lebih di atas.

Berkat kolaborasi Pemerintah Provinsi Jateng, Pemkab Magelang dan Pemdes Sugihmas, masalah teratasi. Pada 2021, proyek penanganan selesai setelah air dari sumber di desa bawah bisa disedot pakai mesin.

"Sebelumnya tidak ada air. Kalau kemarau itu susah cari air harus sampai 2 km. Sehari dapat 2 ember-3 ember," kenang seorang warga Desa Sugihmas, Asmuni di rumahnya, Sabtu 28 Januari.

Pria 49 tahun ini masih ingat rasa susahnya yang harus mencari air, sebab letak sumber air yang jauh. Bagi warga yang memiliki mobil, jarak tak jadi masalah. Tapi bagi warga yang tak memiliki mobil, mereka harus mengangkut air dengan alat seadanya.

"Mandi susah, cari air sampai 2 km, sumber air itu jauh. Kalau punya mobil bisa, kalau tidak punya ya terpaksa jalan kaki," ungkap warga RT 5 RW 12.

Ela Hikmawati, ibu rumah tangga Desa Sugihmas, juga menyampaikan pengalaman saat susahnya mendapatkan air. Perempuan 27 tahun ini mengenang, ketika tengah hamil, ia tetap harus berjuang mendapatkan air bersih.

"Ndilalahe pas ngepasi kula dalam keadaan hamil (kebetulan saat itu kondisi saya hamil). Setiap ajeng mandi, kedahe mlebu neng kolam masjid (setiap mau mandi harus masuk antri di kolam masjid). Ten griyo nggih enten kolah, tapi air sing saking sumber, enggak sampai rumah (di rumah ada kolam air tapi air dari sumber tidak sampai rumah). Jadi harus ten kolam masjid," ucap Ela di depan rumahnya.

Bahkan, ia juga kerap tak bisa tidur saat malam hari. Terutama saat truk pengangkut air bersih datang. Ela harus bergegas untuk bisa mendapatkan air. Itu pun, ia harus antre dan saat mendapat jatah bantuan air juga tak banyak. Maka, jumlah air yang diterimanya harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

"Sekarang setelah adanya bantuan dari Pak Ganjar, sampun bersyukur banget. Sak niki mboten ten kolam masjid malih (sekarang tidak lagi harus ke kolam air masjid lagi)," katanya.

Gubernur saat memantau kondisi desa sebelum ada jaringan air bersih, memang melihat kebutuhan air sangat mendesak. Pada waktu itu, kondisi cukup sulit untuk menemukan cara mengalirkan air dari sumber yang ada di daerah bawah. Kini, jaringan telah terpasang dengan penggerak jaringan air memanfaatkan panel surya.

Kepala Desa Sugihmas, Srianto mengatakan, upaya gubernur juga turut mempercepat terealisasinya mimpi warga bisa dapat air bersih secara mudah. Maka Srianto memanfaatkan bantuan Gubernur serta berkolaborasi dengan pemkab dan pemdes setempat.

“Bantuan tahun 2020, ini tindak lanjut dari kedatangan Pak Gubernur, memberi bantuan Gubernur sejumlah Rp 200 juta. Karena kami mengagendakan untuk pembangunan jaringan air bersih yang skala menyeluruh. Dana tersebut belum mencukupi. Tahun 2020 kami belikan pipa sepanjang 6,5 km. Tahun 2021 dari bantuan Gubernur Jateng, itu memberikan Rp 400 juta. Nilai itu kami alokasikan untuk pembelian paket pompa dan panel surya dengan dua paket,” kata Srianto di desanya, Sabtu.

Satu unit paket pompa lainnya, pemdes mengupayakan melalui dana desa. Saat ini semua pompa dan panel surya telah terpasang dan telah berfungsi. Tercatat ada delapan dusun di desanya yang mendapatkan dampak keberadaan jaringan saluran air bersih. "Itu sekitar 900 KK yang sudah menkmati jaringan air bersih," jelas Kades.

Manfaat air bersih, khususnya untuk kebutuhan pokok, hingga untuk kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Tidak hanya itu, lanjutnya, keberadaan jaringan air bersih juga mampu menurunkan angka stunting desa. Yang mana pada 2020, Puskesmas Grabag II mencatat ada 184 anak terindikasi stunting. Ternyata pada 2022, menyisakan 84 anak yang terindikasi stunting.

Adapun untuk perawatan jaringan air bersih, petugas khusus Suprapto, terus merawat saluran air bersih tersebut. Bila distribusi air tidak lancar atau tidak keluar seperti biasanya, petugas akan segera mengecek.

"Paling ada kebocoran, atau kelongsoran di jalan, ada pralon lepas, kita sambung. Ke bawah terus (ditelusuri) Kadang kalau pecah disambung. Kalau kebocoran, ganti pralon. Ada stok pralon," terang Suprapto.