Bagikan:

JAKARTA - Seorang pria bersenjata menembak mati seorang penjaga keamanan dan melukai dua orang lainnya di kedutaan Azerbaijan di Iran pada Hari Jumat, dalam serangan yang dicap Baku sebagai "tindakan terorisme" yang dikatakan sebagai akibat dari kegagalan Teheran mengindahkan seruannya untuk meningkatkan keamanan.

Polisi di Teheran mengatakan mereka telah menangkap seorang tersangka dan pihak berwenang Iran mengutuk insiden itu, tetapi mengatakan pria bersenjata itu dinilai memiliki motif pribadi, bukan motif politik.

Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara tetangga, terkait perlakuan Iran terhadap etnis minoritas Azeri yang besar, serta atas keputusan Azerbaijan bulan ini menunjuk duta besarnya yang pertama untuk Israel.

"Penyerang menerobos pos jaga, membunuh kepala keamanan dengan senapan serbu Kalashnikov," kata Kementerian Luar Negeri Azerbaijan, melansir Reuters 28 Januari.

Rekaman CCTV yang diperoleh Reuters menunjukkan penyerang memaksa masuk ke dalam gedung, menembaki dua pria sebelum pegawai kedutaan ketiga menangkapnya.

Seorang pria berambut abu-abu yang diidentifikasi sebagai penyerang kemudian ditampilkan di TV pemerintah Iran, mengatakan dia telah bertindak untuk mengamankan pembebasan istrinya yang dia yakini ditahan di kedutaan.

Seorang wanita muda yang diidentifikasi sebagai putri pria itu mengatakan ibunya berada di Azerbaijan.

"Ibuku tidak ada di kedutaan dan aku memberitahunya, tapi dia tidak menerimanya," katanya.

Terpisah, Presiden Iran Ebrahim Raisi menyerukan "penyelidikan komprehensif" atas insiden tersebut, menyampaikan belasungkawa kepada Azerbaijan dan keluarga almarhum, kata media pemerintah Iran.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dikutip di situs pemerintah mengatakan, berdasarkan bukti dan pengamatan awal, motif pria bersenjata itu "sepenuhnya pribadi".

"Langkah-langkah keamanan yang diperlukan telah diambil untuk melanjutkan aktivitas normal di kedutaan dan diplomat Republik Azerbaijan di Teheran," jelasnya.

Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menanggapi serangan itu dengan keras, memanggil Duta Besar Iran di Baku untuk menuntut keadilan, mengatakan akan mengevakuasi staf kedutaannya dari Teheran.

Dikatakan "kampanye anti-Azerbaijan" di Iran telah berkontribusi pada serangan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut, dan menuduh Teheran lama mengabaikan seruannya untuk meningkatkan keamanan kedutaan.

"Sayangnya, aksi teroris berdarah terbaru menunjukkan konsekuensi serius dari kegagalan untuk memberikan perhatian yang diperlukan untuk permohonan konstan kami dalam hal ini," sebeut kementerian.

Menlu Iran Amirabdollahian kemudian mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Azeri Jayran Bairamov melalui telepon, dia berharap serangan itu tidak akan merusak hubungan bilateral kedua negara.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menuntut hukuman cepat bagi mereka yang terlibat dalam "aksi terorisme" Jumat itu.

Presiden Aliyev di masa lalu telah mengeluh tentang perlakuan Iran terhadap minoritas Azerbaijan, mengatakan misalnya Azeri tidak memiliki sekolah tempat mereka dapat belajar dalam bahasa mereka sendiri.

Diketahui, Azerbaijan yang merupakan bekas republik Soviet Muslim sekuler, memiliki hubungan persahabatan dengan Amerika Serikat dan Israel, memiliki hubungan diplomatik yang sulit dengan Iran.