Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengaku membahas soal pemetaan 2024 bersama Presiden Joko Widodo di Bogor beberapa waktu lalu. Diisukan Gibran bakal diproyeksikan maju sebagai calon gubernur Jawa Tengah atau calon gubernur DKI Jakarta. 

Pengamat politik Dedi Kurnia Syah, menilai Gibran lebih potensial dan rasional jika mengikuti Pilkada Jawa Tengah (Jateng) daripada Pilkada DKI Jakarta. 

"Gibran lebih potensial jika ke Jateng," ujar Dedi kepada VOI, Jumat, 20 Januari.

Sebab menurut Dedi, situasi politik personal Gibran jauh berbeda dengan Jokowi. Ditambah lagi, Jokowi akan lengser pada 2024 nanti. 

Diketahui, Gibran maju Pilwakot Solo saat menjadi putra presiden RI. Sementara, Jokowi yang saat itu juga menjabat sebagai Wali Kota Solo punya modal dibekingi Megawati dan Prabowo Subianto untuk hijrah ke DKI. 

"Gibran tidak bisa berdiri sendiri sebagaimana Jokowi waktu itu, terlebih jika Jokowi konsisten selenggarakan Pemilu 2024, maka saat pilgub digelar ia (Gibran) bukan siapa-siapa lagi. Artinya, Gibran tidak bisa andalkan nama besar Jokowi," jelas Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu. 

Selain itu, lanjut Dedi, DKI Jakarta juga memiliki banyak pesaing yang cukup mapan dan kuat. Bahkan bukan tidak mungkin, dari kelompok kabinet bisa saja masuk ke kontestasi, semisal menteri Bahlil Lahadalia. 

Kemudian, ditingkat politisi, ada mantan Wagub DKI Ahmad Riza, anggota DPR Sahroni, dan juga mungkin kembali mantan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Sehingga menurutnya, Gibran lebih rasional jika dicalonkan di Jawa Tengah atau kembali maju untuk Pilkada Solo. Karena Jokowi pun tak mampu menaklukan ibukota kala mendukung Basuki Tjahaja Purnama maju melawan Anies Baswedan. 

"Rasional dan bisa diupayakan. Jokowi beserta keluarga lebih mudah mengampanyekan Gibran di Jateng dibanding di Jakarta. Jakarta sudah tertakar, Jokowi terbukti gagal menangkan Ahok meskipun sudah berdarah-darah," tegas Dedi. 

Meski begitu, Dedi menyarankan, Gibran lebih baik mengasah kemapanan politiknya dengan kembali mengikuti Pilkada Solo 2024 mendatang, daripada keluar dari zona nyamannya di Jawa Tengah. 

"Ikuti Pilgub Jateng atau asah kemapanan politik dengan Pilkada Surakarta (Solo) untuk periode keduanya, itu jauh lebih baik," tandasnya. 

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka, mengaku tidak membahas masalah haters dengan Jokowi saat bertemu di Bogor pada Selasa, 17 Januari. 

Hal itu dikatakan Gibran terkait banyaknya hujatan atas Jokowi, termasuk soal Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang menyamakan Jokowi dengan Firaun. 

Namun, Gibran menegaskan ada obrolan yang lebih penting ketimbang hal tersebut. Seperti soal dinamika politik di 2024. 

"Endak (Tidak), ngobrol sing luwih penting (Ngobrol yang lebih penting). Misale 2024, pemetaan 2024," kata Gibran yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo, Rabu, 18 Januari.