Bagikan:

ACEH - Dinas Kesehatan Aceh menyatakan seorang anak usai 4 bulan di Kabupaten Aceh Tengah diduga menderita polio atau lumpuh layu. Saat ini sedang menunggu verifikasi hasil pemeriksaan sampel dari laboratorium di Jakarta.

“Jadi ada satu kasus di Aceh Tengah, tapi masih sedang dalam verifikasi kembali, kasus lumpuh layu anak umur 4 bulan. Jadi memang belum bisa berjalan, tapi ada kelemahan anggota gerak,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Antara, Senin, 16 Januari. 

Iman mengatakan salah satu upaya pemerintah agar provinsi paling barat Indonesia itu bebas dari kasus polio, maka harus mencari sebanyak-banyaknya kasus anak yang menderita lumpuh layu sehingga dapat segera tertangani.

Sebab itu, kata Iman, petugas di lapangan terus mencari kasus polio itu mulai dari rumah sakit di daerah maupun ke desa-desa. Saat ini, dari hasil pencarian tersebut terdeteksi satu kasus di Aceh Tengah yang diduga lumpuh layu karena polio.

“Jadi sekarang sedang diselidiki oleh teman-teman WHO, UNICEF, Kemenkes dan dinas kesehatan setempat, apakah itu kasus lumpuh layu karena polio atau tidak. Sampel sudah diambil, sudah dikirim, sekarang kita sedang tunggu hasilnya,” ujarnya.

Selain di Aceh Tengah, pihaknya juga melakukan penelusuran kasus polio di daerah  lain di Tanah Rencong. Namun, sejauh ini, dari sampel yang sudah dikirim ke Jakarta, belum ada kasus yang positif terjangkit lumpuh layu akibat polio.

“Di daerah lain sejauh ini belum ada laporan, sampel dikirim ke pusat, dan hasilnya semua negatif polio,” katanya.

Selain itu, kata Iman, pihaknya juga belum bisa memastikan bayi 4 bulan tersebut memiliki riwayat imunisasi atau tidak. Dinas Kesehatan Aceh Tengah juga masih terus menyelidiki riwayat imunisasi sang anak.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan Aceh mencatat lima kasus lumpuh layu, yang berasal dari wilayah Mane, Kabupaten Pidie.

Saat ini, semuanya pasien berada di rumah masing-masing. Pasien kasus pertama masih terus berupaya mengoptimalkan anggota gerak melalui terapi, sedangkan empat kasus lain tidak memiliki gejala apapun.

“Kondisi kasus pertama masih tetap seperti itu, tidak perubahan dia menuju bisa berjalan dengan normal. Kalau yang empat lagi sampai dengan sekarang belum ada gejala,” ujarnya.