Kepala BMKG Tegaskan Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa M 7,5 Maluku Bukan Dicabut Tapi Berakhir
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menunjuk monitor yang berisi data perkiraan cuaca. (Antara-Andreas Fitri Atmoko)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan peringatan dini tsunami setelah gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,5 mengguncang Maluku bukan dicabut tetapi berakhir.

"Pengakhiran peringatan dini tsunami bukan dicabut, bukan dibatalkan, tetapi diakhiri," kata Dwikorita dalam konferensi pers dilihat dari akun Instagram @infobmkg, Selasa 10 Januari.

Dia menekankan kondisi itu berdasarkan keadaan permukaan air laut di Maluku Tenggara Barat setelah gempa M 7,5 terjadi pada Selasa 10 Januari pukul 00.47 WIB.

"Karena terlihat tetap ada kenaikan muka air laut hanya tidak signifikan," ujar Dwikorita.

Berdasarkan laporan BMKG, titik gempa ini berada di Barat Laut Maluku Tenggara Barat di bawah permukaan laut dengan kedalaman 131 kilometer.

Gempa M 7,5 itu berpotensi tsunami. BMKG pun melaporkannya dengan meminta warga waspada dan siaga. Hingga akhirnya peringatan dini tsunami di Maluku dinyatakan berakhir pukul 03.43 WIB

Sehubungan dengan berakhirnya peringatan dini tsunami, Dwikorita mengatakan BMKG merekomendasikan masyarakat tuntuk kembali beraktivitas seperti biasa.

"Mengingat peringaran dini tsunami telah berakhir masyarakat di wilayah pesisir dihimbau untuk dapat beraktivitas seperti biasa," ujarnya.

Kepada masyarakat juga dihimbau agar tetap tenang dan tidak berpengaruh terhadap oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Termasuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tandasnya.