Bagikan:

BANDA ACEH - United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Perwakilan Indonesia menyatakan bahwa mereka saat ini hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi Rohingya di Aceh terlebih dahulu, sebelum dilakukan tindakan lainnya.

"Saat ini kita akan fokus memenuhi kebutuhan dasar (pengungsi Rohingya) terlebih dahulu," kata Legal Associate UNHCR Indonesia Diovio Alfath di Kabupaten Aceh Besar dilansir ANTARA, Senin, 9 Januari.

Hal itu disampaikan Alfath setelah kedatangan kembali 184 orang pengungsi Rohingya di Aceh Besar yang kini ditempatkan di UPTD Dinas Sosial Pemerintah Aceh, di Aceh Besar.

Alfath mengatakan, pihaknya masih terus membangun kerjasama dan koordinasi dengan IOM, pemerintah mulai dari level pusat hingga pemerintah daerah, penegak hukum, dan keamanan untuk menemukan solusi jangka panjang serta memberikan bantuan dasar pengungsi.

Menurut Alfath, dalam waktu dekat UNHCR segera melakukan assessment atau penilaian terkait dengan kebutuhan perlindungan internasional. Nantinya mereka juga akan dapat mengerti profil dari setiap individu dan juga populasinya.

"Nanti bagaimana, dan kami akan melakukan penilaian assesment terkait dengan perlindungan internasional yang dibutuhkan oleh mereka (imigran Rohingya)," ujarnya.

Alfath menegaskan, UNHCR bersama Pemerintah Indonesia terus mencari solusi jangka panjang terbaik, namun semua ini setelah dilakukan penilaian atau assesment.

"Maka kami belum bisa memberikan informasi apa-apa (sekarang), karena kami juga belum dapat informasi yang bisa kami validasi," demikian Alfath.

Dalam kurun waktu dua pekan ini, Aceh sudah tiga kali menerima pengungsi Rohingya. Di mana pada 25 Desember 2022 sebanyak 57 orang ke Kabupaten Aceh Besar dan juga 174 orang ke Kabupaten Pidie pada 26 Desember 2022.

Kemarin, Minggu (8/1), pengungsi Rohingya kembali terdampar di wilayah pantai Gampong Baro Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar sebanyak 184 orang. Mereka kemudian ditempatkan bersama dengan 57 orang yang terdampar akhir tahun lalu.