Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan Ketua DPC Solo PDIP FX Hadi Rudyatmo dan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu hanya melepas rindu.

Hal tersebut sudah dikonfirmasi langsung kepada FX Rudy. Karena itu, Hasto bisa memastikan pertemuan keduanya tak terkait wacana reshuffle kabinet. 

"Pertemuan antara bapak Presiden Jokowi dengan Pak Rudy itu pertemuan kangen-kangenan. Saya sudah mengubungi Pak Rudy menanyakan substansi dari pertemuan tersebut," ujar Hasto dalam konferensi pers 'Refleksi Akhir Tahun 2022' secara daring, Jumat, 30 Desember. 

Dia pun menilai wajar jika Rudy sowan ke Jokowi saat berada di Jakarta. Sebab, kata Hasto, kepemimpinan Presiden Jokowi saat ini tak terlepas dari peran FX Rudy yang memberikan masukan kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Meski begitu, Hasto meyakini bahwa dalam pertemuan tersebut pasti ada pembicaraan politik. Hanya saja tidak sampai membahas soal reshuffle kabinet yang berhembus belakangan ini. 

"Tetapi sebagai politisi senior tentu saja juga membahas berbagai hal terkait dengan kepentingan partai. Karena Pak Rudy ini nafas dan jiwanya adalah merah PDI Perjuangan sehingga, berbagai diskusi-diskusi politik juga dilakukan. Tetapi hal tersebut tidak terkait dengan reshuffle," jelas Hasto.

Hasto mengatakan, FX Rudy tidak perlu meminta izin kepada Megawati jika ingin melakukan pertemuan langsung dengan Jokowi. Sebab, pertemuan antar kader juga wajib dilakukan untuk membangun soliditas partai.

"Kadang-kadang emosi jiwanya kangen, mau bertemu, ya itu nggak perlu izin. Kita ini kan partai demokrasi Indonesia. Jadi pertemuan itu berlangsung sebagai hal yang natural, dan partai kan sudah memberikan suatu guidance melalui ideologi partai, platform partai, program-program partai, sehingga pertemuan secara horizontal, vertikal diantara kader partai itu bahkan bersifat wajib untuk membangun soliditas yang bergerak bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara," ungkap Hasto.

 

Sebelumnya, FX Hadi Rudyatmo membantah pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Senin, 26 Desember, membicarakan tentang politik atau pun rencana reshuffle kabinet. 

Rudy mengaku tidak dipanggil secara khusus oleh Jokowi ke Istana. Dia mengungkapkan, dirinya ke Jakarta lantaran ada urusan pekerjaan. 

"Saya nggak dipanggil (Jokowi, red), hanya mampir. Kalau ke Jakarta, disuruh mampir. Yo mampir to yo. Ke sana jam 5 sore, ndak ada pembicaraan apa-apa (reshuffle)," jelas Rudy, Rabu, 27 Desember. 

Rudy pun menegaskan, pertemuan tersebut tidak membahas politik sama sekali, apalagi soal reshuffle. 

"Tidak ada soal politik. Murni ngobrol soal keluarga. Pak Jokowi cerita soal pengalamannya Ngunduh Mantu kemarin. Itu saja," tegasnya.