Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut operasi tangkap tangan (OTT) belum memberikan efek jera. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata justru menyebut banyak penyelenggara negara kini berhati-hati agar tak terjerat.

"Kita bisa melihat ternyata dengan OTT berkali-kali pun tidak membuat para pejabat, para penyelenggara negara itu menjadi kapok atau menimbulkan detterent effect. Justru yang kami lihat mereka lebih hati-hati, kan bisa jadi seperti itu," kata Alexander kepada wartawan, Rabu, 28 Desember.

Alexander mengungkap banyak pejabat mempelajari pola operasi senyap yang dilakukan lembaganya. Selain itu, mereka juga belajar dari persidangan yang terbuka untuk umum.

"Mereka sudah paham bagaimana KPK itu bisa melakukan OTT, mereka sudah paham, mereka sudah belajar. Karena apa, fakta-fakta itu dan mekanisme KPK melakukan itu (OTT, red) kan terungkap dalam proses persidangan," jelasnya.

KPK menyayangkan pikiran para pejabat yang mengakali operasi senyap. Mereka membuat upaya penindakan itu terkesan tak berpengaruh dan melakukan praktik lancung.

Karenanya, KPK merasa OTT harus dibarengi dengan pendidikan dan pencegahan. Alexander bilang, langkah ini bisa memperkuat efek jera di tengah pejabat.

Selain itu, mereka berupaya memperbaiki sistem di internal. "Supaya kami juga mengikuti pola-pola yang dilakukan para calon koruptor tersebut," tegas Alexander.

Sebagai informasi, isu OTT menjadi sorotan setelah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta KPK jangan sering melaksanakan penindakan dan melakukan pencegahan lebih maksimal. Permintaan ini disampaikan dihadapan Ketua KPK Firli Bahuri.

"Kita mau bersih-bersih amat di surga sajalah kau. Jadi KPK pun jangan pula sedikit-sedikit tangkap-tangkap. Itu enggak bagus juga, ya, lihat-lihatlah," kata Luhut dalam pidatonya di Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024 di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 20 Desember.

Tak hanya itu, Luhut juga menganggap operasi tangkap tangan (OTT) yang kerap dilakukan KPK juga punya dampak buruk. Sehingga, ia bilang, seluruh pengadaan sebaiknya didigitalisasi agar pencegahan korupsi bisa dilakukan.

"OTT, OTT itu kan endak bagus sebenarnya buat negeri ini jelek banget, gitu. Tapi kalau digitalize siapa yang mau melawan kita," pungkasnya.