Survei SMRC: Jumlah Masyarakat yang Takut Terhadap COVID-19 Menurun
PIxabay

Bagikan:

JAKARTA - Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru terkait sentimen masyarakat atas pandemi dan vaksinasi COVID-19.

Peneliti SMRC, Tati Wardi memaparkan, saat ini memang masih banyak masyarakat yang merasa takut tertular COVID-19, yakni sebanyak 71 persen. Namun, angka ini mengalami penurunan dari periode sebelumnya.

"Proporsi masyarakat yang takut tertular COVID-19 menurun dari dua bulan lalu, yakni survei periode 7 sampai 10 Oktober sebesar 84 persen. Angka ini menurun 10 persen dari survei terakhir sebesar 71 persen pada 16 sampai 19 Desember," kata Tati dalam pemaparan survei secara virtual, Selasa, 22 Desember.

Seiring dengan hal itu, jumlah masyarakat yang tidak takut terhadap penularan COVID-19 meningkat dari periode lalu. Saat ini, terdapat 28 persen warga yang mengaku tak takut dengan virus corona.

"Proporsi masyarakat yang tidak takut tertular COVID-19 justru meningkat. Survei periode 7 sampai 10 Oktober menunjukkan 16 persen masyarakat tidak takut. Sementara, pada 16 sampai 19 Desember, menjadi 28 persen," ungkap Tati.

Hal ini senada dengan penurunan jumlah masyarakat yang percaya bahwa angka COVID-19 semakin banyak. Pada survei terakhir, ada 64 persen masyarakat yang percaya. Angka ini menurun dari periode sebelumnya yakni sebesar 82 persen.

Sementara, jumlah masyarakat yang tidak percaya mengalami peningkatan. Pada survei terakhir, ada 24 persen masyarakat yang tidak percaya. Angka ini meningkat dari periode sebelumnya yakni sebesar 13 persen.

Padahal, faktanya angka kasus COVID-19 di Indonesia saat ini justru mengalami peningkatan. Dalam satu hari, rata-rata kasus baru COVID-19 nasional mencapai 7.000. Bahkan, per Kamis, 3 Desember lalu, angka penambahan kasus menyentuh angka 8.369.

"Kesimpulannya, warga yang tidak takut tertular COVID-19 saat ini mungkin kurang banyak terekspos pada berita tentang kenaikan kasus COVID-19 dalam dua bulan terakhir," ungkap Tati.

Diketahui, survei ini dilakukan pada periode 16 sampai 19 Desember 2020 kepada 1.202 responden. Margin of error dalam survei ini sebesar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Survei dilakukan dengan menghubungi responden lewat telepon. Responden ini merupakan masyarakat yang telah disurvei pada periode sebelumnya.