Sekutu Presiden Putin Sebut Rusia akan Melakukan Segalanya untuk Cegah Perang Dunia Ketiga dan Bencana Nuklir
Dmitry Medvedev. (Wikimedia Commons/Администрация Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada Hari Minggu, Rusia akan melakukan segalanya untuk mencegah Perang Dunia Ketiga dan Bencana Nuklir, dengan ketegangan global kemungkinan akan berlanjut "tanpa batas waktu" sampai Rusia menerima jaminan keamanan yang diperlukan.

"Jika kami tidak menerimanya (jaminan keamanan yang sesuai), ketegangan akan berlanjut tanpa batas waktu. Dunia akan terus terhuyung-huyung di ambang Perang Dunia Ketiga dan bencana nuklir," ujarnya dalam artikel untuk surat kabar Rossiyskaya Gazeta, melansir Sputnik News 26 Desember.

"Kami akan melakukan segalanya untuk mencegahnya," tegas Medvedev.

Lebih jauh mantan presiden Rusia tersebut melanjutkan, Rusia "tidak memiliki apa-apa" untuk dinegosiasikan dengan Barat karena kepercayaan telah dirusak, dengan peristiwa yang terjadi pada tahun 2022 menghilangkan kesempatan untuk mengadakan dialog berbasis kepercayaan.

Medvedev menambahkan, upaya NATO untuk memperluas ke arah timur adalah "persiapan untuk berperang dengan Rusia."

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan secara terpisah pada Minggu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia siap untuk bernegosiasi dengan semua pihak yang terlibat dalam perang, tetapi mengatakan Kyiv dan pendukung Baratnya telah menolak untuk terlibat dalam pembicaraan, seperti mengutip Reuters.

Sebelumnya pada awal Bulan Desember, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Moskow masih siap untuk kembali membahas jaminan keamanan, jika Barat tertarik.

Rusia merujuk proposalnya tentang jaminan keamanan ke Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya pada Desember 2021. Dokumen tersebut mencakup jaminan bahwa NATO tidak akan memperluas lebih jauh ke timur, terutama mengacu pada potensi aksesi Ukraina, dan ketentuan tentang non-pengerahan senjata ofensif, termasuk nuklir.

Namun, negara-negara AS dan NATO mengatakan tuntutan Rusia mengenai perluasan aliansi tidak dapat dipenuhi, karena blok tersebut berkomitmen pada kebijakan pintu terbukanya.

Diketahui, Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, dengan hampir 6.000 hulu ledak, menurut para ahli.