CIANJUR - Palang Merah Indonesia (PMI) mendirikan 150 hunian darurat atau emergency selter bagi warga korban gempa di sejumlah desa di Kecamatan Cianjur dan Cugenang, Kabupaten Cianjur, agar mereka dapat tinggal tanpa harus berdesakan di posko pengungsian.
Koordinator Emergency Selter PMI, Cipta Karya mengatakan sejak satu pekan terakhir permintaan dari warga korban gempa Cianjur, untuk dibangunkan hunian darurat di halaman rumah banyak masuk ke posko PMI Cianjur karena warga mulai jenuh tinggal di posko pengungsian.
"Untuk hari ini, kami sudah menuntaskan pembangunan 150 hunian darurat di beberapa desa di Kecamatan Pacet, Cugenang dan Cianjur," katanya dilansir ANTARA, Kamis, 22 Desember.
Tingginya permintaan warga untuk dibangunkan hunian darurat berukuran 6X4 meter persegi berbahan baku kayu kaso dan terpal ituitu membuat PMI menargetkan untuk melanjutkan pembangunan sebanyak 500 unit tersebar di tiga kecamatan yang sama dengan target awal tahun sudah dapat terealisasi.
Target jangka panjang pembangunan hunian darurat akan terus ditambah sampai enam bulan ke depan sesuai permintaan warga terdampak gempa sambil menunggu pembangunan kembali rumah yang ambruk akibat gempa 5.6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022).
"Kemungkinan sampai 1.000 unit selama warga membutuhkan, PMI akan membangunkan hunian darurat di atas tanah mereka atau di bekas reruntuhan rumah sambil menunggu pembangunan kembali," katanya.
BACA JUGA:
Tidak hanya membangunkan hunian darurat, PMI juga memberikan edukasi pada warga yang sudah kembali untuk tetap menjaga kebersihan diri, lingkungan rumah dan sekitarnya agar terhindari dari berbagai macam penyakit karena berada di hunian darurat tidak senyaman di dalam rumah.
"Setidaknya mereka mendapatkan tempat tinggal sementara yang layak dan tidak berbaur di dalam posko pengungsian. Kami juga masih menerima pengajuan pembangunan baik langsung saat melakukan survei atau datang ke Posko Pelayanan PMI Camp Joglo," katanya.