SUMBAR - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkapkan hewan liar yang terlihat warga Jorong Data Bungo, Nagari Aripan, Kabupaten Solok, merupakan binturong atau binturung. Warga sebelumnya mengira binatang liar itu beruang madu.
"Laporan hasil verifikasi penampakan satwa liar di Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok yang menurut laporan warga adalah beruang madu dengan anaknya, ternyata binturong yang berjumlah tiga ekor, meliputi satu ekor induk betina dan dua ekor anak," kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono di Padang, Sumbar, Jumat 16 Desember, disitat Antara.
Ia menyebutkan pada Kamis 15 Desember, ada laporan masuk di WhatsApp grup Balai KSDA Sumbar bahwa adanya kemunculan satwa liar berupa beruang madu beserta anaknya di Nagari Aripan.
Berdasarkan laporan, petugas Resort Barisan Solok langsung menuju ke Nagari Aripan untuk memverifikasi dan mengindentifikasi laporan tersebut.
Petugas Resort Barisan beserta Wali Nagari Aripan, Hariri, dan beberapa warga menuju ke lokasi penampakan satwa yang merupakan Area Penggunaan Lain (APL) yang merupakan perladangan masyarakat.
Di lokasi penampakan tersebut, katanya petugas tidak menemukan bekas jejak/cakaran satwa yang dilaporkan beruang tersebut.
Selanjutnya, katanya menambahkan petugas menanyakan beberapa pertanyaan kepada wali nagari Aripan mengenai ciri-ciri satwa tersebut.
BACA JUGA:
Dari ciri-ciri yang diterangkan itu, katanya mengarah kepada satwa Binturong (Arctictis binturong) dan diyakini dengan memperlihatkan gambar Binturong.
"Informasi dari Hariri, penampakan Binturong ada tiga ekor terdiri dari satu ekor induk betina dan ekor anaknya," katanya.
Kemudian petugas meminta bantuan kepada wali nagari untuk mengimbau kepada masyarakat sekitar lokasi penampakan agar waspadai ancaman dari satwa Binturong terhadap ternak peliharaan masyarakat.
Ardi Andono mengatakan Binturong, sejenis musang bertubuh besar, merupakan satwa penyebar biji sehingga penting dalam regenerasi hutan.
"Jumlah binturong ini masih banyak dan penting bagi ekosistem. Satwa ini tidak begitu membahayakan bahwa manusia," tandasnya.