Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat siap membantu China menangani lonjakan infeksi COVID-19 jika Beijing meminta bantuan, kata Gedung Putih pada Hari Rabu.

Meski demikian, John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan kepada wartawan, China belum meminta bantuan pada tahap ini.

"Kami telah menegaskan bahwa kami siap membantu dengan cara apa pun yang mungkin mereka anggap dapat diterima. Itu benar ketika pandemi sedang berkecamuk, dan itu benar hari ini," kata Kirby kepada wartawan, melansir Reuters 15 Desember.

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan awal pekan ini, pejabat AS dan China telah membahas COVID-19 dan tanggapan berbeda negara terhadap pandemi dibahas pada pertemuan AS-China, tetapi tidak memberikan perincian.

"Saya ingin memberikan kesempatan bagi kami untuk dapat melakukan percakapan itu di saluran diplomatik yang sensitif. Dan kami akan melihat apa, jika ada, hasilnya," ujarnya.

Diketahui, China mulai beralih dari kebijakan "nol COVID" bulan ini, setelah protes terhadap pembatasan yang merusak ekonomi yang telah diperjuangkan oleh Presiden Xi Jinping.

Diberitakan sebelumnya, pelonggaran pembatasan yang tiba-tiba telah memicu antrean panjang di luar klinik demam sejak pekan lalu, menimbulkan kekhawatiran gelombang infeksi meningkat, meskipun penghitungan resmi kasus baru cenderung lebih rendah baru-baru ini karena pihak berwenang mengurangi pengujian.

Pakar kesehatan mengatakan, pelonggaran aturan COVID yang ketat secara tiba-tiba di China, kemungkinan akan memicu lonjakan kasus parah dalam beberapa bulan mendatang. Sementara, rumah sakit di kota-kota besar sudah menunjukkan tanda-tanda ketegangan.

Jumlah dokter dan perawat di China yang tertular COVID-19 terus bertambah, saat orang dengan gejala sedang memenuhi rumah sakit dan klinik, menurut staf medis dan lusinan unggahan di media sosial.