Bagikan:

JAKARTA - Tahun depan, sistem pengaturan lalu lintas di jalan Jakarta naik level. Pemprov DKI akan menerapkan proyek Green Light berteknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sebagai sistem pengurai kemacetan di Jakarta.

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menggandeng perusahaan teknologi raksasa, Google dalam implementasi proyek Green Light. Memulai diskusi sejak September 2022 lalu, Pemprov DKI dan Google menyepakati memorandum of understanding (MoU) proyek Green Light pada bulan November.

Secara garis besar, proyek Green Light memiliki tujuan untuk mengoptimalkan fungsi lampu lalu lintas untuk mengurangi kemacetan, konsumsi bahan bakar, dan emisi kendaraan memanfaatkan teknologi AI berbasis Android.

Dalam perencanaan sistem ini, pihak Google mengawai dengan analisis data anonim dari sistem navigasi. Selanjutnya, Google akan menghitung dan menganalisa metrik arus lalu lintas persimpangan menggunakan teknologi maching learning dan cloud.

Kemudian, Google memberikan rekomendasi kepada Pemprov DKI Jakarta dalam menetapkan hitungan setiap lampu lalu lintas di persimpangan. Tujuannya adalah untuk mengurangi lalu lintas yang tersendat oleh padatnya kendaraan.

Jakarta menjadi kota pertama di Asia Tenggara yang memanfaatkan proyek Green Light untuk membantu menganalisis kondisi kemacetan kota.

Melihat kota yang telah menerapkan Green Light, Bangalore di India misalnya, proyek ini telah membantu kota mengoptimalkan pengaturan waktu lampu lalu lintas dengan lebih baik, mengurangi waktu tunggu di persimpangan, kemacetan jalan, dan emisi karbon. Pada 2022, kemacetan di Bangalore berkurang 20 persen.

Selain mengurai kemacetan, penggunaan Green Light ini diharapkan juga akan meningkatkan efisiensi bahan bakar, mengurangi emisi, meningkatkan kualitas udara, dan membuat aktivitas berkendara jadi lebih aman dan menyenangkan di Jakarta.