Dishub DKI Pasang Sistem AI Pengurai Kemacetan, PDIP: Saya Belum Merasa Ada Perubahan
Ilustrasi kemacetan di ruas Jalan Gatot Subroto, Jakarta (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meragukan efektivitas sistem pengurai kemacetan berteknologi artificial intelligence (AI) yang telah dipasang Dinas Perhubungan DKI pada 20 titik simpang traffic light di Ibu Kota.

Berdasarkan pengamatannya, kepadatan lalu lintas di Jakarta setiap harinya belum terurai. Kemacetan masih terus terjadi khususnya pada pagi dan sore hari.

"Dari 20 titik AI yang terpasang itu, saya belum merasakan ada perubahan. Saya, perjalanan dari Kebayoran Lama sampai kantor (gedung DPRD DKI) ini tidak ada perubahan apa-apa," kata Gembong saat dihubungi, Senin, 3 Juli.

Atas dasar itu, Gembong meminta Dinas Perhubungan DKI mengevaluasi masa uji coba penerapan proyek pengurai kemacetan dengan teknologi kecerdasan buatan tersebut.

"Kalau itu uji coba saya kira uji cobanya segera dilakukan evaluasi sehingga APBD yang kita keluarkan itu betul betul dampaknya maksimal bagi warga jakarta dalam konteks mengatasi kemacetan," tutur dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut pihaknya telah memasang sistem pengurai pada 20 simpang lampu lalu lintas di Ibu Kota. Proyek Green Light yang menggandeng Google dalam pembentukan teknologi kecerdasan buatan ini mulai diterapkan sejak April lalu.

"Ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelijen transport sistem di traffic light. Tahun ini akan ada penambahan 40 simpang lagi," kata Syafrin kepada wartawan, Minggu, 2 Juli.

Syafrin menjelaskan, sistem AI yang dipasang pada lampu lalu lintas ini akan menjalankan fungsi adaptive forces dengan melihat kaki simpang yang lebih padat. Kemudian, lampu hijau pada lalu lintas di arus padat tersebut akan dibuat dengan durasi lebih lama.

"Kalau selama ini kan pengaturannya manual atau dari control room kita. Nah sekarang langsung di tempat. Misalnya sisi utara-selatan, yang paginya di selatannya padat, maka otomatis sistem akan menghitung memberikan waktu paling panjang di kaki sisi selatan karena titiknya menuju ke arah sana," urai Syafrin.

"Demikian sore hari misalnya, ternyata dari utara yang padat menuju selatan, maka kaki simpang sisi utara akan di berikan waktu lebih panjang. Sehingga, antrean di simpang bisa dihindari," tambahnya.